Jumat, 25 Juni 2021

RUMUS CERDAS KEBAIKAN VS KEBURUKAN

Ujian akan menghadirkan sikap baik dan buruk agar manusia bisa belajar dari sifat buruk tersebut, untuk meningkatkan amal shalehnya, dan menghindari keburukan agar tidak rugi dalam kehidupan.

Baik (Tagwa) VS Buruk (Nafsu)

Baik dan buruk sifat yang akan selalu disandingkan dan dipasangkan, bahkan jumlah pembisik sifat baik dan buruk juga sama. Maka apabila Allah menciptakan sifat-sifat baik maka kita akan temukan lawan-lawan sifat tersebut. contohnya: jujur vs dusta, sabar vs marah, tawadu vs sombong. 

Rumus utamanya

Sifat buruk awalnya diciptakan Allah bukan supaya manusia memliki perilaku buruk, dan Allah tidak memiliki niat agar manusia memiliki sifat buruk. Tetapi Allah menciptkan sifat buruk tersebut agar salah satunya sebagai katalis atau reaksi agar sifat-sifat baik muncul dan terlihat. 

Semakin kita melihat yang buruk-buruk, maka jangan lakukan hal yang sama tetapi sebaliknya cari lawan baiknya untuk dimunculkan. contohnya: melihat orang marah, sifat tersebut bukan dititipkan kepada orang itu agar menjadi memiliki sifat buruk, namun supaya Allah  menguji agar menaikkan kesabaran pada diri kita. Sifat marah tersebut merupakan ujian dari Allah SWT agar kesabaran dalam diri kita muncul. Contohnya,  pada saat ada kejadian dusta, maka kejujuran diri kita di tempa agar kita melakukan kejujuran. Hakikatnya ujian yang hadir pada saat itu supaya kita ke depan akan lebih kuat dalam menghadapi ujian yang lebih besar.

Pelajaran terbesarnya adalah, apabila disekitar kita terlihat hal-hal yang kurang baik, maka Allah  SWT menginginkan  hal-hal yang baik pada diri kita. Kesimpulannya, apabila banyak hal-hal buruk yang ada disekitar kita menandakan bahwa masih banyak hal-hal baik yang belum kita munculkan. Apabila Allah SWT sudah mengeluarkan hal-hal buruk sampai saat ini, dan kita belum berubah untuk melakukan kebaikan. Maka sampai kapan Allah akan memunculkan keburukan-keburukan yang lebih banyak lagi??

Hukum mendoakan keburukan

Surat Ali Imran (93): 128

لَيْسَ لَكَ مِنَ ٱلْأَمْرِ شَىْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَٰلِمُونَ

Artinya: Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.


Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 128. 

Tatkala Rasulullah mendoakan agar para pemimpin orang-orang musyrik binasa setelah apa yang mereka lakukan dalam perang Uhud, Allah berfirman kepadanya, “Engkau tidak berhak mengatur urusan mereka, karena itu adalah urusan Allah. Maka bersabarlah sampai Allah memberikan keputusan di antara kalian, atau membimbing mereka untuk bertaubat dan memeluk agama Islam, atau mereka terus mempertahankan kekafiran sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka, karena mereka adalah orang-orang zalim yang pantas mendapatkan azab.” 

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 128. 

Hai Rasulullah, kamu tidak memiliki kuasa dalam urusan para makhluk melainkan untuk melaksanakan perintahku terhadap mereka. Segala urusan mereka berada di tangan Allah, bisa jadi Allah menerima taubat mereka yang bertaubat, atau menyiksa mereka akibat kekafiran yang mereka perbuat sebab mereka adalah orang-orang yang zalim.

 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah 128.

 لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَىْءٌ (Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu) Dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim bahwa gigi seri Rasulullah pecah pada perang Uhud, dan terluka di wajahnya hingga mengalir darah darinya. Lalu Beliau bersabda: bagaimana mungkin sebuah kaum akan beruntung jika mereka melakukan hal ini kepada Nabi mereka padahal dia menyeru kepada Tuhan mereka. Maka turunlah ayat ini. Dan dari Imam Bukhari dan Muslim juga dari Ibnu Umar ia berkata: Rasulullah bersabda pada perang Uhud: “Ya Allah laknatlah Abu Sufyan, Ya Allah laknatlah Harist Bin Hisyam, Ya Allah laknatlah Suhail bin Amr”. Lalu turunlah ayat ini. Dan kemudian urusan mereka telah berubah menjadi Islam. Alhamdulillah. Makna dari ayat ini adalah bahwa Allah lah pemilik urusan mereka, Dia memperlakukan mereka dengan apa yang dikehendaki-Nya baik itu membinasakan mereka, membuat mereka kalah, menerima taubat mereka bila masuk Islam, atau mengazab mereka. أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ يُعَذِّبَهُمْ (atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka) Dalam potongan ayat ini terdapat isyarat bahwa kaum Quraisy akan menjadi kaum yang beriman. 

Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 128 

Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu wahai Nabi, semua ada pada kehendak Allah. Allah membinasakan mereka atau Allah menerima taubat mereka, atau mengazab mereka karena atas kekufuran mereka dengan kehendak-Nya. Sesungguhnya mereka itu berhak menerika siksa jika mereka tidak mau beriman. Ini adalah sindiran atas keimanan suku Quraisy. Anas berkata sesungguhnya Nabi terluka seperempat tubuhnya, kepalanya terluka sampai darah mengalir di wajahnya. Maka nabi berkata: Bagaimana suatu kaum bisa menang dengan melakukan seperti ini kepada Nabi mereka, seraya Nabi berdoa untuk mereka kepada Allah. Maka Allah menurunkan ayat ini. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah Engkau tidak mempunyai hak sedikit jua pun dari urusan itu; Allah beri taubat atas maupun mereka ataupun la siksa mereka, lantaran mereka itu orang-orang yang zhalim.) 

An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi 128. 

Ketika Nabi tertimpa musibah pada perang Uhud hingga gigi depan beliau patah, kepala beliau terluka, belau berkata, ”Bagaimana mungkin akan beruntung suatu kaum yang telah melukai wajah nabi mereka dan memecahkan giginya..” Maka Allah menurunkan ayat di atas, dan menjelaskan bahwa segala urusan itu milik Allah dan bahwa Rasululloh tidak memiliki wewenang sedikitpun, karena beliau hanyalah seorang hamba dari hamba-hamba Allah, sedang mereka semua sedang berada di bawah penghambaan Rabb, mereka itu adalah yang diatur, bukan yang mengatur. Dan mereka yang telah engkau doakan keburukan wahai Rasul, atau yang telah engkau mustahilkan mendapat petunjuk dan keberuntungan, bila Allah menghendaki, niscaya Dia mengampuni mereka dan memberi mereka taufik ke dalam islam, dan itu telah dilakukan olehnya, diapun akan menyiksa mereka karena mereka adalah orang-orang yang zhalim yang berhak mendapatkan hukuman dan siksaan dari Allah. 

Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H 

Ayat ini turun ketika perang Uhud Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terluka, gigi Beliau pecah dan wajah Beliau terluka, maka Beliau berkata, "Bagaimana suatu kaum yang melukai wajah nabi mereka dan memecahkan giginya akan beruntung?" (sebagaimana dalam Shahih Muslim). Beliau kemudian mendoakan kebinasaan kepada tokoh-tokoh orang musyrik seperti Abu Sufyan bin Harb, Shafwan bin Umayyah, Suhail bin 'Amr dan Harits bin Hisyam, maka turunlah ayat ini yang melarang Beliau mendoakan laknat kepada mereka dan dijauhkan dari rahmat Allah. Menurut hadits Anas yang diriwayatkan oleh Muslim, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendoakan keburukan selama tiga puluh hari di waktu Subuh kepada mereka yang membunuh beberapa orang di Bi'ruma'unah. Beliau mendoakan keburukan kepada suku Ri'il, Dzakwan, Lihyan, dan 'Ushayyah yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Anas berkata, "Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat yang kami baca berkenaan mereka yang membunuh beberapa orang di Bi'ruma'unah, kemudian dimansukh setelahnya. Mereka (yang mati syahid) menyampaikan, "Sampaikanlah kepada kaum kami, bahwa kami telah bertemu Tuhan kami, Dia ridha kepada kami dan kami pun ridha kepada-Nya." Ayat di atas bisa turun berkenaan semua itu karena mungkin turunnya tidak segera, dan antara masing-masing kisah tidak berjauhan terjadinya sehingga mencakup semua itu. Kewajibanmu hanyalah menyampaikan, membimbing manusia dan memberitahukan hal yang bermaslahat bagi mereka. Adapun yang demikian adalah urusan Allah, oleh karena itu bersabarlah. Jika hikmah (kebijaksanaan) Allah dan rahmat-Nya menghendaki, bisa saja Dia menerima tobat mereka dan menjadikan mereka masuk Islam, dan jika hikmah-Nya menghendaki, bisa saja membiarkan mereka di atas kekafiran sehingga mereka akan mendapat siksa. Hal ini menunjukkan keadilan Allah dan kebijaksanaan-Nya, di mana Dia meletakkan hukuman pada tempatnya, Dia tidak menzalimi hamba-Nya, tetapi hamba itulah yang menzalimi dirinya sendiri. 

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I 

Kejadian yang menimpa umat islam dalam perang uhud membuat nabi sangat terpukul. Hamzah bin abdul muthalib, paman nabi, gugur, dibelah perutnya dan dikeluarkan hatinya lalu dikunyah oleh hind binti utbah bin rabiah. Rasulullah juga terluka, gigi taringnya patah dan wajahnya berlumuran darah. Rasulullah lalu berdoa kepada Allah agar menghukum sebagian orang kafir, maka Allah menegaskan bahwa hal itu bukan menjadi urusanmu nabi Muhammad, apakah Allah berkehendak mengilhamkan penyesalan bagi mereka lalu mereka bertobat dan Allah menerima tobat mereka, atau mengazabnya atas kekafiran dan kejahatan mereka, karena sesungguhnya mereka orang-orang zalim yang pantas mendapatkan azab. Segala urusan haruslah dikembalikan kepada Allah, karena milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia mengampuni dosa dan merahmati siapa yang dia kehendaki, dan mengazab siapa yang dia kehendaki yang memang wajar diazab karena perbuatan jahat mereka. Dan Allah maha pengampun bagi orang yang bertobat dan maha penyayang dengan memaafkan dosa orang yang bertobat kepada-Nya.

Allah SWT, dalam ayat  dan peristiwa tersebut membimbing rasulullah Muhammad  SAW, agar tidak melakukan doa-doa buruk kepada orang-orang yang mendzalimi dan membunuh para tabiin utusannya. Kenapa demikian, karena kelak ke depan akan banyak ujian yang lebih besar pada umatnya dalam menghadapi cobaan-cobaan kehidupan, sehingga harus di munculkan sifat sabar yang lebih besar. Itu adalah contoh, apabila ketika zaman masih ada kenabian, setiap doa dikabulkan, maka setelahnya tidak akan ada contoh untuk saat ini dalam menghadapi suatu kasus cobaan yang sama. Maka pelajaran yang dapat kita petik adalah doakan yang baik-baik pada orang-orang yang berbuat buruk dalam kehidupan kita. Dan janganlah,  membalas dengan sifat buruk yang sama. karena, kita yakini bahwa Allah SWT yang akan memberikan petunjuk, hidayah, serta ampunan kepada arang-orang dzalim tersebut, apabila dia telah taubatan nazuha ataupun sebaliknya Allah akan memberikan balasan yang setimpal dengan perbuatannya apabila orang tersebut tidak mau bertobat. 

Doa Terbaik

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Artinya: "Ya Allah tunjukanlah aku sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan kepadaku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan. Engkaulah yang menghukum dan bukan dihukum. Tidak hina orang yang Engkau jadikan pemimpin. Tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala pujian di atas apa yang Engkau tentukan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-MU. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya."


Referensi;

ust. Adi Hidayat

https://tafsirweb.com/1260-quran-surat-ali-imran-ayat-128.html

https://news.detik.com/berita/d-5562236/bacaan-doa-qunut-sholat-subuh-lengkap-arab-latin-dan-terjemahannya




Minggu, 20 Juni 2021

RAHASIA USIA 40 TAHUN

Muhasabah

"Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian (nya). Maka, apakah mereka tidak memikirkan.'' (QS Yaasiin [36]: 68). Bila mengacu pada Rasulullah SAW, beliau wafat di usia 63 tahun, maka dapat dikatakan bahwa umur pertengahan saat dewasa adalah 40 tahun.

''Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga bila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, 'Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (QS Al-Ahqaaf [46]: 15)

Betapa penting pencapaian umur 40 tahun itu, jelas tersirat dari ayat di atas. Doa dalam ayat di atas mengandung beberapa permohonan. Diantaranya:

Pertama, adalah perintah untuk bersyukur atas nikmat dan karunia-Nya dan menyayangi kedua orangtua. Berdoa supaya dibimbing untuk mensyukuri nikmat hidup dan kebahagiaan atas nikmat-nikmat yang telah dikaruniakan kepada kita semua sesuai dengan  fungsinya. Karena pada saatnya nanti mata, telinga, hati, pikiran, dan semuanya akan diminta pertanggungjawabannya.

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An-Nur:31)

Diakhiri dengan pernyataan taubat dan berserah diri kepada-Nya. Ayat tersebut juga mengandung perintah agar kita senantiasa berbuat baik kepada orang tua, sekaligus mengingatkan betapa besar pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya. Bakti dan hormat kepada orang tua merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. 

''Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua.'' (HR Hakim).

Kedua, Berdoa agar selalu dibimbing agar dapat beramal saleh dan membimbing anak cucu kita kemudian mendapatkan ridha-Nya. Di dalam QS Ali Imran ayat 113-114, Allah SWT menyebutkan ciri-ciri golongan orang saleh. 

لَيْسُوا سَوَاءً ۗ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آيَاتِ اللَّهِ آنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ  يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَٰئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ

"Mereka itu tidak sama. Di antara ahli kitab itu, ada golongan yang berlaku lurus, mereka membacakan ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud. Mereka beriman kepada Allah di hari penghabisan. Mereka menyeru yang makruf dan mencegah yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang saleh.Ciri lainnya tertera pada QS al-Ankabut ayat 9:

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِي الصَّالِحِينَ 

"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh."

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله تعالى عنه: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَالَ: إِذَا مَاتَ ابنُ آدم انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

''Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa kepadanya.'' (HR Muslim).

Ketua Yayasan Madinatul Ilmi Ustaz Muhammad Hisyam Asyiqin, sebagaimana dikutip dari Harian Republika menjelaskan, secara etimologi, kata salih berasal dari shaluha-yashluhu–shalahan yang artinya 'baik', 'tidak rusak', dan 'patut'. Sedangkan, shalih merupakan isim fa'il dari kata tersebut di atas yang berarti 'orang yang baik', 'orang yang tidak rusak', dan 'orang yang patut'.

Menurut definisi Al- Quran yang menukil dari ayat di atas, saleh adalah orang yang senantiasa membaca Alquran pada malam hari, melaksanakan shalat malam (tahajud), beriman, dan beramal saleh, menyuruh kepada kebaikan, mencegah perbuatan munkar, dan bersegera mengerjakan kebajikan.

Ketiga, Sabar dengan cara meningkatkan amalan baik dengan cara tunduk, patuh, dan taqwa pada Allah SWT .  QS: Al Furqon: 75

أُو۟لَٰٓئِكَ يُجْزَوْنَ ٱلْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوا۟ وَيُلَقَّوْنَ فِيهَا تَحِيَّةً وَسَلَٰمًا

Artinya : “Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.”

Dikutip dalam tafsir menurut Kementerian Agama RI yang tercantum dalam laman resminya, pada ayat ini Allah menerangkan ganjaran dan karunia yang akan diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang mempunyai sifat sempurna.  Serta akhlak mulia berkat kesabaran dan keuletan mereka dalam mematuhi segala perintah Allah. Kesabaran dan keuletan mereka termasuk melawan hawa nafsu dan menjauhi segala larangan-Nya. Mereka ditempatkan di tempat yang paling mulia dan tinggi dalam surga. Mereka disambut para malaikat dengan salam sebagai penghormatan kepada mereka. Sementara tafsir lain, yaitu Al-Mukhtashar atau Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syekh Dr Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) tercantum dalam laman tafsirweb.com. Pada ayat ini, orang yang memiliki sifat yang telah dikemukakan dari kalangan hamba-hamba Ar-Rahman itu, mereka akan dibalas dengan balasan tempat tinggal tertinggi di surga. Tentunya dengan rahmat Allah dan dikarenakan kesabaran mereka untuk taat. Mereka juga akan disambut di surga dengan penghormatan dan ucapan salam dari malaikat dan menjumpai kehidupan yang baik dan keselamatan dari berbagai gangguan. Mereka kekal abadi di dalamnya tanpa ada kematian. Itu adalah sebaik-baik tempat menetap yang mereka diami dan tempat tinggal yang mereka huni. Mereka tidak mengharapkan pindah dari sana.

Keempat,  tobatan nasuha, Dalam QS surat An-Nisa: 17-18 diterangkan bahwa:

 حَكِيماً (17) وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئاتِ حَتَّى إِذا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولئِكَ أَعْتَدْنا لَهُمْ عَذاباً أَلِيماً (18)

"Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang." Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih".

Sebagaimana Allah berfirman tentang Firaun:  

حَتَّىٰ إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ 

"Hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam, berkatalah dia, 'saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Rabb Yang dipercayai oleh Bani Israil dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”(QS Yunus: 90)   

Allah berfirman di sini, "dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan" yaitu kemaksiatan-kemaksiatan selain kekufuran, "hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan, sesungguhnya saya bertaubat sekarang, dan tidak pula (diterima taubatnya) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksa yang pedih." Kemungkinan maknanya adalah mereka bertaubat sebelum menyaksikan kematian, karena Allah menerima taubat seorang hamba apabila dia bertaubat sebelum ada kepastian bahwa dia akan mati. Sedangkan setelah hadirnya kematian, maka tidaklah akan diterima suatu taubat pun dari pelaku kemaksiatan dan tidak akan diterima pula keimanan dari orang kafir. Yang demikian itu karena taubat dalam kondisi seperti itu adalah taubat yang terpaksa yang tidak berguna bagi pelakunya. Padahal sesungguhnya yang bermanfaat itu hanyalah taubat pilihan atau kesadaran. 


Referensi

https://www.republika.co.id/berita/q84cfd320/umur-40-tahun-dan-isyarat-kebijaksanaan-menurut-alquran

https://jabar.inews.id/berita/rahasia-di-balik-usia-40-tahun-dalam-alquran

http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-nisa-ayat-17-18.html

https://www.republika.co.id/berita/qjkkwu320/ciriciri-orang-saleh-yang-disebutkan-dalam-alquran

https://tafsirq.com/24-an-nur/ayat-31

https://republika.co.id/berita//qifbx5320/ganjaran-untuk-orang-yang-sabar-dalam-surat-al-furqan



Sabtu, 12 Juni 2021

AL-QUDDUS (ALLAH, MAHA SUCI)

literasi bersama...💓

 القدوس

Surat Al-Baqarah ayat 30 semakin memperjelas makna Al Quddus: 

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ 

 Artinya: “(Ingat) ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat, ‘Aku ingin menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka bertanya, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana? Padahal, kami bertasbih memuji dan menyucikan nama-Mu.’ Dia berkata, ‘Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."


Ayat-ayat yang lain, diantaranya:

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
Arti: “Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah Maha Kuasa (Raja), Yang Maha Suci Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana” (Jumu’ah ayat 1)

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Artinya “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah: 222).


Arti:  “Katakanlah (Muhammad) “Dia lah Allah Yang Maha Esa” (1) Allah tempat meminta segala sesuatu (2) (Allah) tidak beranak dan tidak diperanakkan (3). Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia (surat Al-ikhlas)

Arti: “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya. “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.(surat Luqman ayat 13)

Kata dasar dari Al-Quddus adalah Qaddasa yang artinya menyucikan dan menjauhkan dari kejahatan, bisa pula diartikan membesarkan dan mengagungkan. Bertasbih (memahasucikan Allah) bisa dilakukan dengan lisan dengan mengucap Subhanallah, tetapi juga harus dilakukan dengan tindakan nyata agar tindakan-tindakan yang dilakukan tidak mengarah pada hal-hal yang menyekutukan Allah. Dengan demikian tindakan yang bertentangan dengan ayat-ayat di atas merupakan tindakan yang tidak menyucikan atau memahasucikan asma Allah. 

Dalam kamus bahasa arab, Al Quddus adalah yang suci murni atau yang penuh keberkatan. Dari sini muncul berbagai penafsiran dari kata Al Quddus, diantaranya terpuji dari segala macam kebajikanya. Imam Al Ghazali mengatakan Allah sebagai Al Quddus adalah Dia yang tidak terjangkau oleh indera, tidak dapat dikhayalkan oleh imajinasi, dan tidak dapat diduga oleh lintasan nurani. Demikian sesempurnanya Allah swt. Dia tidak terkejar bentuk dan dzatNya oleh kekuatan indera. Indera kita terlalu lemah untuk menjangkau keagungan Allah yang menggenggam alam semesta ini. Maha Suci Allah dari beranak dan diperanakan. Bagi umat islam, Allah tidak diserupai dan menyerupai apapun. Jadi, kalau ada yang mengganggap Allah itu menyerupai sesuatu, maka pendapat itu tidak bisa diterima.  Karena sesuatu itu pasti makhluk, dan setiap makhluk pasti ada kelemahanya. Apalagi menyerupakan Allah dengan manusia.


Maha Suci Allah secara dzat dan perbuatan-Nya. Tidak ada satu pun perbuatan Allah yang cacat atau gagal.  Mengatakan cacat atau gagal pada perbuatan Allah pun tidak layak. Allah tidak mungkin berbuat sesuatu yang gagal. Maha Suci Allah dari yang dianggap sempurna oleh makhluk. Manusia mempunyai standar kesempurnaan. Namun, sesempurnanya dalam pandangan manusia, pasti tidak menjangkau kesempurnan Allah yang sesungguhnya. 


Hikmah yang bisa diambil dari sifat Al Quddus adalah:

Allah menyukai orang yang senantiasa menyucikan diri. Membersihkan hati dari sifat-sifat tercela, membersihkan badan, pakaian dan tempat dari sesuatu yang kotor. Allah Maha Suci sempurna, tidak ada cacat ataupun gagal dalam setiap perbuatan Allah. Meneladani Asmaul Husna berupa Al-Quddus dapat dipraktikkaan dalam alam sadar. Menyucikan hati manusia dengan cara berdzikir, rajin shalat, dan melakukan amal kebaikan lainnya. Menyucikan badan dan pakaian dengan cara taharah sesuai tuntunan wajib ataupun sunnah.

Hikmah sifat Al  Qudus

  1. Mengimani Ke-Esaan Allah SWT

  2. Menjadikan diri semakin berperasangka baik kepada Allah

  3. Menghargai setiap perbedaan dan kekurangan orang lain.

  4. Menyucikan diri dari kotoran batin/hati (syirik, munafik, hasad, takabur) 
  5. Menyucikan diri dari kotoran lahir dari perbuatan maksiat

(a) Kotoran lahiriyah yang muncul dari hati seperti keinginan seseorang itu sendiri untuk bermaksiat. Cara membersihkannya adalah tekad kuat untuk meninggalkannya dan segera menutupi kejelekan dengan kebaikan, serta menyibukkan diri dengan amalan taat. 

Allah Ta’ala berfirman,

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ (114) وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (115)

Artinya: “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Hud: 114-115).


(b) Kotoran lahiriyah berupa maksiat dalam keadaan dipaksa untuk melakukannya. Cara membersihkannya adalah membenci maksiat tersebut dari batin, berlepas diri dari maksiat tersebut kala terlepas dari paksaan, ditambah dengan istighfar. Allah Ta’ala berfirman,


مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS. An Nahl: 106).





Referensi:
https://republika.co.id/berita/qd20xc366/bertasbih-kepada-al-quddus
https://news.detik.com/berita/d-5588106/arti-al-quddus-dalam-asmaul-husna-dan-keutamaan-sifatnya
https://passinggrade.co.id/al-quddus-artinya/
https://omahkaryaindonesia.com/sifat-al-qudus-allah-maha-suci/
https://rumaysho.com/3125-merenungi-nama-allah-al-quddus.html

AL MALIK (ALLAH, MAHA MERAJAI/THE KING)

literasi bersama...💓

 الملك

Al Malik disebut dalam Alquran surat Al Mu'minun ayat 116:
فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ
Artinya: “Maka Maha tinggi Allah, Raja yang sebenarnya, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan (yang memiliki) 'Arsy yang mulia.”

Terdapat juga dalam ayat-ayat lainnya, diantaranya sebagai berikut:

إِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْها وَإِلَيْنا يُرْجَعُونَ 
Artinya: Sesungguhnya Kami memiliki bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kami-lah mereka dikembalikan. (Maryam: 40)

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ 
Artinya: Katakanlah,  "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Pemilik manusia. 
(An-Nas: 1-2).

لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْواحِدِ الْقَهَّارِ 
Artinya: siapakah kerajaan pada hari ini? Hanya kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. 
(Al-Mu’min: 16)

قَوْلُهُ الْحَقُّ وَلَهُ الْمُلْكُ 
Artinya: perkataan-Nya. dan di tangan kekuasaan-Nyalah segala kekuasaan.
 (Al-An'am: 73).

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ 
Artinya: Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja Yang Mahasuci, Yang Mahasejahtera. 
(Al-Hasyr: 23)

الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ لِلرَّحْمنِ وَكانَ يَوْماً عَلَى الْكافِرِينَ عَسِيراً
Artinya: Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu) suatu hari yang penuh dengan kesukaran bagi orang-orang kafir. 
(Al-Furqan: 26).

يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمنُ وَقالَ صَواباً
Artinya: Pada hari ketika roh dan malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata. kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. 
(An-Naba': 38).
Al-Malik (dibaca pendek mim-nya, bukan Mâlik) dari segi bahasa berarti raja atau penguasa. Nama terbaik Allah ini mengandung pengertian bahwa Allah SWT itu Maha memiliki kekuasaan, kerajaan, dan kepemilikan. Tiga sifat ini menunjukkan makna kekuatan dan kesahihan. Karena Maha Kuat, dan tidak mungkin ada yang bisa mengalahkan, maka Allah SWT Maha Kuasa, Maha Merajai, dan Maha memiliki segalanya.

Kekuasaan dan kerajaan Allah itu sempurna dan pasti, tidak terbatas dan lintas batas (lintas waktu atau sepanjang masa, lintas umat dan bangsa, lintas agama dan budaya, lintas alam semesta; dan lintas segalanya). Kekuasaan-Nya itu Maha Tinggi, tidak dapat sentuh dan dipengaruhi oleh siapapun. Oleh karena itu, sebagai hamba al-Malik (‘abd al-Malik), manusia harus bersikap rendah hati, tidak sombong, tidak semena-mena, dan tidak arogan dengan kekuasaan semu dan sementara yang dimilikinya, seperti kekuasaan politik, jabatan, kepemimpinan pada sebuah institusi. Karena Allah, al-Malik, adalah pemberi sekaligus pencabut kekuasaan makhluk-Nya, termasuk kekuasaan manusia yang bersifat duniawi.

Penyalahgunaan kekuasaan itu kelak akan dimintai pertanggung jawaban dari al-Malik. Perbuatan dan kekuasaan al-Malik tidak ada yang memintai pertanggungjawaban. Al Malik tidak dikecam dan dicacimaki atas segala perbuatan dan kebijaksanaan-Nya. Sebaliknya, manusia wajib mempertanggungjawabkan sikap dan perbuatannya di hadapan al Malik, yang maha merajai pada hari perhitungan dan pembalasan amal manusia.

Keutamaan

Barang siapa membaca asmaul Husna Al Malik dengan rutin tiap hari pada waktu matahari tergelincir sebanyak 100 kali niscaya hatinya akan menjadi bersih, dan lenyaplah segala kekotorannya.

Referensi

https://kumparan.com/berita-hari-ini/makna-al-malik-dan-cara-meneladaninya-1v0bkphDRf
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/asmaul-husna-al-malik/3k/full


Kamis, 10 Juni 2021

AR RAHIM (MAHA PENYAYANG)

...Muhasabah dan literasi bersama...💓 

قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِاَخِيْ وَاَدْخِلْنَا فِيْ رَحْمَتِكَ ۖوَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ ࣖ

Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang.” (Qs. Al'Araf: 151).

Ahli tafsir (mufassir) Indonesia, HM Quraish Shihab, mengaitkan kata “ar-rahim” dengan suasana kasih sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya yang tak pernah terbatas. Demikian juga rahmat Allah SWT yang terlimpah kepada seluruh hamba-hamba-Nya juga tak kenal batas (M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol 1, 2000: 21). Menurutnya, kata “ar-rahim” dapat diterjemahkan dengan senantiasa siap memberi walau tidak ada permohonan (doa) dari makhluk-Nya. Mengapa demikian? Sebab, menurut Quraish Shihab, kasih sayang Allah SWT itu bagaikan, untuk perumpamaan saja, kasih sayang seorang ibu terhadap anak-anaknya. Kasih sayang ibu tidak pernah kenal kata “tidak”, melainkan selalu memakai kata “iya”. Bahwa walaupun ada seorang ibu sedang dalam keadaan susah sesusah-susahnya, namun ketika menghadapi anak-anaknya, yang justru ditunjukkan adalah sikap gembira dan tetap mengayomi mereka. Oleh karena itu, wajar kalau ada peribahasa mengatakan kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalah. Artinya, kasih ibu terhadap anak-anaknya tidak pernah ada batas akhirnya, sedang kasih anak terhadap ibunya seringkali terbatas.

Kata “ar-rahim” yang terjemahannya seperti di atas, dalam bahasa ilmu psikologi dapat disamakan dengan istilah “rasa empati”. Rasa empati artinya kepekaan yang tinggi terhadap diri orang lain hingga ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain tersebut. Misalnya, kalau ada seseorang melihat orang lain sedang menderita, maka sekalipun orang lain tersebut belum atau tidak pernah bercerita tentang keperihan hidupnya, namun orang yang melihat tersebut telah dapat menangkap bagaimana keadaan hati dan perasaan yang dialaminya.

Sungguh luar biasa kalau sifat “rasa empati” ini berhasil menjadi watak bagi rata-rata umat Islam di mana dan kapan saja. Bila watak ini benar-benar bisa dihayati dan fungsional, maka apa yang disebut bahwa Muhammad SAW (dalam segala ajaran yang disampaikannya) adalah rahmat bagi seluruh alam semesta (Qs Al-Anbiya’: 107), ‘dan tidaklah Kami mengutus engkau Muhammad, kecuali menjadi rahmat bagi seluruh alam semesta."

Memaknai sifat “ar-rahim” berarti kita menyadari sepenuhnya bahwa karunia Allah SWT senantiasa membanjiri, walaupun kita tidak merasa memintanya. Kita dituntut untuk bersyukur dan bersyukur. Sebaliknya, terhadap sesama manusia dan sesama makhluk, kita kembang-suburkan sifat “rasa empati” yang tinggi agar kehidupan ini menjadi tampak guyub-rukun dan sejahtera.

Ar-Rahim (Yang Maha Penyayang) di dalam Alquran, Allah mengulangi kata ini sebanyak 228 kali, jauh lebih banyak dari asma Allah, ar-Rahman yang hanya disebutkan sebanyak 171 kali. Jika kata ar-Rahman sifatnya berlaku untuk seluruh manusia maka kata yang kedua ar-Rahim, sifat-Nya yang hanya berlaku pada situasi khusus dan untuk kaum tertentu semata.


Rahim juga disebut sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Di alam rahim inilah bermulanya kehidupan. Di alam rahim kehidupan ideal kita dijaga dan dipelihara. Bahkan, di alam rahim pula, setiap manusia dipersaksikan “apa dan ke mana” tujuan hidupnya.

Maka, tak heran apabila bayi dilahirkan, ia akan menangis, karena meninggalkan rahim yang melimpahkan sayang dan rasa aman. Di dalam sifat rahim Allah, kita akan hidup dengan aman, nyaman, penuh kemuliaan, sentosa, dan penuh keberkahan.

Maka, sebutlah nama-nama Tuhan yang indah, dalam setiap awal doa dan permintaan. Mereka yang selalu membasahi bibirnya dengan kata, ar-Rahman dan ar-Rahim, maka Allah akan melimpahkan  kasih sayang-Nya yang tak terbatas. Siapa saja dikasihi dan disayangi Allah. Maka, tak satu pun makhluk di dunia memiliki alasan untuk membenci kecuali mereka yang telah dikuasai nafsu angkara murka.


Referensi:

https://www.republika.co.id/berita/qjpudd366/memaknai-sifat-arrahim

https://www.republika.co.id/berita/qoc4bx320/beda-antara-rahman-dan-rahim-bagaimana-penjelasannya

https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/15/08/13/nt08hd313-kasih-sayang-allah

AR-RAHMAN (MAHA PENGASIH)

...muhasabah...

 وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

Artinya: Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan". (QS. Al A'raf: 180).

Salah satunya adalah Nama Allah  Ar-Rahman dan Ar-Rahim dapat diartikan dengan dua pengertian yang bisa dibilang memiliki makna yang sama; Maha Pengasih dan Penyayang. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki kandungannya yang hampir sama. Yaitu Allah adalah dzat yang memiliki sifat rahmat; sifat kasih sayang. Sifat rahmat ini adalah sifat rahmat yang sempurna. Bagaimana kesempurnaannya?

Allah berfirman dalam surah al-Fatihah ayat 1:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Allah tidaklah memiliki rasa kasih sayang seperti manusia. Rasa kasih sayang Allah tak didorong oleh keinginan terlepas dari rasa tak nyaman di hati layaknya manusia. Rasa kasih sayang Allah juga tak terbatas apakah makhluk yang dikasihi berhak menerima kasih sayang tersebut atau tidak. Juga tidak terbatas pada kehidupan dunia saja.

Allah tidaklah mentaqdirkan keburukan pada hambanya, kecuali di dalamnya ada sebuah kebaikan. Baik itu berupa teguran maupun penghapus dosa-dosa yang pernah si hamba lakukan. Atau Allah tahu, apabila keinginan si hamba terkabul, justru itu akan menimbulkan keburukan lebih besar tanpa bisa si hamba perkirakan. Allah berfirman dalam surah al-Insyirah ayat 5-6:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا () إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

Keutamaan Ar rahman

1. Ar Rahman, keutamaan membaca asmaul husna ar rahman dikutip dari Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB yakni, barang siapa membaca Ya Rahmaan sebanyak 100 kali tiap selesai mengerjakan sholat fardhu, maka dengan izin Allah akan hilanglah sifat lalai dan lupa dalam dirinya. Ar – Rahiim (Maha Penyayang) 

2. Barang siapa takut terjerumus kepada perbuatan yang tidak disukainya, maka hendaklah ia berdzikir dengan membaca Ya Rahmaan Ya Rahiim sebanyak 100 kali setiap selesai mengerjakan sholat fardhu. Barang siapa yang membaca Ya Rahiim sebanyak 100 kali setelah mengerjakan sholat subuh, niscaya dia akan mendapatkan kasih sayang dari semua makhluk dan terhindar dari semua bencana dan malapetaka.

3. Ar-Rahman itu nama Allah yang mengandung sifat kasih sayang yang mencakup seluruh makhluk-Nya baik yang mukmin maupun bukan.

4. Paduan antara nama “Ar-Rahman” dan “Ar-Rahim” bermakna rahmat Allah ta’ala itu sangat-sangat luas dan kasih sayang-Nya akan Allah salurkan kepada makhluk-Nya.

5. Kasih sayang Allah yang Allah berikan di hari kiamat hanyalah untuk orang-orang yang semasa di dunianya beriman kepada Allah.

6. Sesungguhnya Allah jauh lebih menyayangi  hamba-Nya dibanding kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Bahkan jika dikumpulkan dari seluruh kasih sayang dari semua orang penyayang di dunia ini, tidak akan dapat menyamai sedikit pun kasih sayang Allah, Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.

7. Diantara sebab datangnya rahmat Allah adalah dengan memperbanyak ketaatan dan menambah kedekatan diri kepada-Nya.

8. Semoga Allah merahmati kita, di antara manfaat mengimani nama Allah “Ar-Rabb” adalah sebagai berikut:

  • Mengimani nama Allah tersebut akan menambah rasa syukur kita kepada Allah, karena berbagai nikmat yang dikaruniakan Allah kepada kita, adalah semata-mata buah dari kasih sayang-Nya.
  • Memahami besarnya nikmat Islam dan Iman, karena kasih sayang Allah ada yang Allah khususkan hanya untuk mereka yang beriman.
  • Menepis keangkuhan hati yang merasa paling belas kasih, karena ada yang Maha Pengasih di mana kasih sayang-Nya mengalahkan semua kasih sayang makhluk yang ada di dunia.


Referensi
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/arti-asmaul-husna-ar-rahman-dan-ar-rahim/5

https://islami.co/makna-nama-allah-ar-rahman-dan-ar-rahim-serta-cara-meneladaninya/

TOCIX FAMILY

...muhasabah...

Setiap orang tentu menginginkan keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang dan perhatian. Namun tidak semua orang merasakan kehangatan dalam keluarga yang kasih, perhatian, suportif, dan hormat. Beberapa mengalami hal yang rumit seperti ketidaksepakatan diantara anggota keluarga. Meskipan normal, namun sangat penting untuk mengetahui perbedaan antara ketidaksepakatan ini dan anggota keluarga yang menjadi tocix. Melansir laman Times of India berikut ini beberapa hal untuk mengetahui jika Anda memiliki anggota toxic dalam keluarga.

1. Anda tidak suka berada di sekitar mereka

Ada beberapa situasi yang dapat memberi tahu Anda tidak suka berada di dekat anggota keluarga ini dan bahwa mereka toxic bagi Anda. Anda tidak suka berinteraksi dengan mereka, mereka memperlakukan Anda dengan cara yang membuat Anda merasa tidak nyaman, mereka membuat Anda merasa bersalah saat berbicara, sampai Anda merasa cemas hanya dengan berada di sekitar mereka.

2. Kerap bertengkar

Konflik adalah normal dalam sebuah keluarga, tetapi ketika Anda memiliki hubungan yang beracun dengan anggota keluarga, bahkan ketidaksetujuan terkecil dapat berubah menjadi pertengkaran besar. Anda tidak selalu bisa memprediksi bagaimana orang itu akan bereaksi terhadap pikiran Anda dan itu bisa menghasilkan pertengkaran. Anggota keluarga toxic ini juga dapat terlibat dalam memancing perdebatan, mengambil hal-hal secara pribadi bahkan ketika Anda tidak bermaksud mengatakannya seperti itu. Mereka melakukan serangan pribadi pada karakter Anda selama pertengkaran.

3. Tidak menghormati apa yang Anda yakini

Tentu saja, dibolehkan memiliki keyakinan yang berbeda, tetapi Anda harus saling menghormati untuk apa yang Anda yakini. Anggota keluarga yang beracun mungkin tidak menghargai kepercayaan Anda. Sangat menyakitkan ketika mereka mengatakan hal-hal yang menyinggung tentang apa yang Anda yakini. Mereka bahkan mungkin melanjutkan dan meremehkan keyakinan Anda seperti tidak menerima seksualitas atau identitas gender Anda, tidak menerima pasangan Anda dari ras atau agama yang berbeda dan berbicara negatif tentang Anda di ruang publik atau bahkan di media sosial

4. Membuat diri mereka sebagai prioritas

Karena seluruh keluarga berusaha menjaga kedamaian di rumah, mereka mencoba mengatur seluruh hidup mereka di sekitar anggota beracun ini. Semua anggota keluarga lainnya mencoba meyakinkan orang lain untuk berkompromi dan mengorbankan keinginan, kebutuhan, kenyamanan dan nilai-nilai mereka untuk orang beracun ini. Ini mulai membuat Anda merasa lelah, tidak berharga dan dilupakan.

5. Kekerasan

Pelanggaran batas, manipulasi ,dan ancaman untuk menyakiti Anda bisa menjadi sifat anggota keluarga yang beracun. Dan ini dapat membuat semua orang merasa nyaman ketika orang ini tidak ada. Namun mereka juga menggertakmu atau melecehkanmu, tidak menghormati batas atau ruang pribadi, mereka sangat mengendalikan dan sangat kritis, dan Anda terus menerima ancaman verbal dan fisik dari mereka.


Buat kamu yang saat ini sedang berada dalam situasi keluarga toxic, kamu bisa melakukan beberapa hal berikut:

1. Putuskan Apa yang Kamu Inginkan

Mengidentifikasi apa yang kamu inginkan dari hubungan dapat membantu kamu mengembangkan gagasan yang lebih jelas tentang batasan yang ingin kamu tetapkan. Katakanlah kamu senang menghabiskan waktu santai dengan saudaramu di akhir pekan, tetapi tidak saat dia menanyakan kehidupan cintamu. Jika kamu tetap ingin mempertahankan hubungan dengan saudaramu, salah satu solusinya adalah dengan membatasi kunjungan dengan saudaramu tersebut. 

2. Melatih Pertahanan Diri

Saat kamu menghabiskan waktu bersama anggota keluarga, jangan biarkan mereka menarik kamu ke dalam masalah keluarga yang kamu tidak ingin terlibat di dalamnya. Bagaimana cara melatih pertahanan diri? Ini bisa dilakukan dengan:

  • Tidak berpartisipasi dalam situasi yang tidak kondusif.
  • Menghindari topik yang bisa menyebabkan pertengkaran.
  • Menjaga percakapan tetap ringan dan santai.
  • Mengakhiri percakapan atau pergi jika perlu.

3. Putuskan Apa yang Perlu Dibagi dan Mana yang Tidak 

Kamu tidak perlu berbagi segalanya dengan keluarga. Alangkah lebih baik jika kamu menyimpan hal-hal yang kamu anggap tidak perlu untuk diceritakan, ketimbang informasi tersebut malah jadi alat untuk memanipulasi kamu.

4. Tahu Kapan Harus Berkata Tidak 

Menetapkan batasan untuk diri sendiri dan mengatakan tidak pada hal-hal yang mungkin membahayakan batasan tersebut dapat membantu kamu menavigasi pola hubungan dengan keluarga. Tidak selalu mudah untuk mengatakan tidak kepada anggota keluarga. 

Jika kamu tahu suatu situasi akan membuat kamu merasa tidak bahagia, tertekan, atau tidak nyaman, mengatakan "tidak" mungkin merupakan pilihan terbaik. Kamu dapat menjelaskan alasannya jika mau mau, tetapi kamu tidak harus melakukannya.

5. Jangan Mencoba Mengubah Siapa Pun

Saat berurusan dengan anggota keluarga yang tidak sehat, sering kali ada harapan bahwa mereka akan berubah. Kamu mungkin berharap hal tersebut akan terjadi. Tentu, orang bisa dan memang berubah, tetapi itu di luar kendalimu.


Referensi

https://gaya.tempo.co/read/1470778/tips-cari-uang-lewat-instagram

https://www.halodoc.com/artikel/cara-tepat-menghadapi-keluarga-yang-toxic

AKM SEBAGAI SUPPORTING PEMBELAJARAN DI KELAS

PPT AKM silahkan download dari link berikut: https://docs.google.com/presentation/d/13r5kEj1kk5g-ljlmLS4blPQ2Tj_-n5na/edit?usp=sharing&o...