Minggu, 29 November 2020

PRAYER

 


Istiqhfar
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
"ASTAGHFIRULLAH HAL'ADZIM, ALADZI LAAILAHA ILLAHUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIIH"


Membaca kalimat:

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ
"LAA ILAHA ILLALLAH WAKHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHUL KHAMDU YUKHYIIY WAYUMIITU WAHUWA 'ALAA KULLI SYAI'INNQODIIR"


Memohon perlindungan darisiksa api neraka
اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ
"ALLAHUMMA AJIRNI MINAN-NAAR" 3 x

Memuji Allah Dengan Kalimat


للَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.


"ALLAHUMMA ANGTASSALAM, WAMINGKASSALAM, WA ILAYKA YA'UUDUSSALAM FAKHAYYINA RABBANAA BISSALAAM WA-ADKHILNALJANNATA DAROSSALAAM TABAROKTA RABBANAA WATA'ALAYTA YAA DZALJALAALI WAL IKRAAM"


Membaca surat Al-Fatihah dan ayat kursi

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

"Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta'khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih. Ya'lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min 'ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal 'aliyyul 'azhiim."


Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil

سُبْحَانَ اللهِ, الْحَمْدُلِله, اللهُ اَكْبَرُ, لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ


Membaca Doa 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

"BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM. ALHAMDU LILLAAHI RABBIL 'AALAMIIN, HAMDAN YUWAAFII NI'AMAHU WAYUKAAFII MAZIIDAHU. YA RABBANAA LAKAL HAMDU KAMAA YAN BAGHHI LIJALAALI WAJHIKA WA'AZHIIMI SULTHAANIKA."

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

"ALLAHUMMA SHALLI 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD".
(Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Dengan puji yang sebanding dengan nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Ya Allah Tuhan Kami, bagi-Mu segala puji dan segala apa yang patut atas keluhuran DzatMu dan Keagungan kekuasaanMu. "Ya Allah! Limpahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan sanak keluarganya)

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ

"ALLAHUMMA RABBANAA TAQABBAL MINNAA SHALAATAANA WASHIYAAMANAA WARUKUU'ANAA WASUJUUDANAA WAQU'UUDANAA WATADLARRU'ANAA, WATAKHASYSYU'ANAA WATA'ABBUDANAA, WATAMMIM TAQSHIIRANAA YAA ALLAH YAA RABBAL'AALAMIIN".
(Ya Allah terima sholat kami, puasa kami, ruku kami, sujud kami, duduk rebah kami, khusyu' kami, pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama sholat ya Allah. Tuhan seru sekalian alam.)

رَبَّنَا ضَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْ حَمْنَا لَنَكُوْ نَنَّ مِنَ الْخَا سِرِ يْنَ

"RABBANA DZHALAMNAA ANFUSANAA WA-INLAMTAGHFIR LANA WATARHAMNAA LANAKUUNANNA MlNAL KHAASIRIIN".

رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِ يْنَ مِنْ قَبْلِنَا

"RABBANAA WALAA TAHMIL'ALAINAA ISHRAN KAMA HAMALTAHUL'ALAL LADZIINA MIN QABLINAA."

رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَا قَتَا لَنَا بِهِ, وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَ نَا فَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَا فِرِيْنَ

"RABBANAA WALAA TUHAMMILNAA MAALAA THAAQATA LANAA BIHII WA'FU'ANNAA WAGHFIR LANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA 'ALAL QAUMIL KAAFIRIIN".

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْ بَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَ يْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُ نْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"RABBANAA LAA TUZIGH QULUUBANAA BA'DA IDZHADAITANAA W'AHABLANAA MIN LADUNKA RAHMATAN INNAKA ANTAL WAHHAAB".

رَبَّنَا غْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْأَ حْيَآءِمِنْهُمْ وَاْلأَ مْوَاتِ, اِنَّكَ عَلَى قُلِّ ثَيْءٍقَدِيْرِ

"RABBANAGHFIR LANAA WALIWAALIDINAA WALIJAMI'IL MUSLIMIIN WALMUSLIMAATI WAL MU'MINIINA WALMU'MINATI. AL AHYAA-I-MINHUM WAL AMWAATI, INNAKA ALAA KULI SYAI'N QADIIR".


رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"RABBANAA AATINAA FIDDUNYAA HASANATAN WAFIL AAKHIRATI HASANATAN WAQINAA ADZAABAN-NAAR".

اللهم اغفر لنا ذنوبناوكفرعنا سيئاتنا وتوفنا مَعَ الْأَ بْرَارِ

"ALLAHUMMAGHFIRLANAA DZUNUUBANAA WAKAFFIR ANNAA SAYYIAATINAA WATAWAFFANAA MAALABRAARI".

سُبْحَانَ رَبِّكِ رَبِّ الْعِزَةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْ سَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

"SUBHAANA RABBIKA RABBIL I'ZZATI AMMAA YASHIFUUNA WASALAAMUN 'ALAL MURSALHNA WAL-HAMDU LILLAAHI RABBIL'AALAMIINA".

(Ya Allah, Kami telah aniaya terhadap diri kami sendiri, karena itu ya Allah jika tidak dengan limpahan ampunan-Mu dan rahmat-Mu niscaya kami akan jadi orang yang sesat. 

Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan atas diri kami beban yang berat sebagaimana yang pernah Engkau bebankan kepada orang yang terdahulu dari kami. 

Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan atas diri kami apa yang di luar kesanggupan kami. Ampunilah dan limpahkanlah rahmat ampunan terhadap diri kami ya Allah. 

Ya Allah Tuhan kami, berilah kami pertolongan untuk melawan orang yang tidak suka kepada agamaMu.

Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau sesatkan hati kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah yang maha Pemurah.

Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa dosa orang tua kami, dan bagi semua orang Islam laki-laki dan perempuan, orang orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya Engkau dzat Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.

Maha suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan. Suci dari segala apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga kesejahteraan atas para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam)


Referensi:
https://news.detik.com/berita/d-4668824/bacaan-doa-setelah-sholat-5-waktu-lengkap-dan-artinya

DESTINY


AL-QURAN DAN HADIST

Qs. Ali Imran: 145

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya".

Qs. Al-A'raf: 34

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurnya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

 Al-Hud: 6

Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh).

Qs. Al-Hadid: 22

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

Qs. Al-Baqarah: 155

Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Qs. As-Syuro: 30

Dan apa musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).

Qs. Al-A'raf: 197

Dan sesungguhnya kami jadikan isi neraka jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati tetapi tidak untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai.

Qs. Al-A'la: 1-3

Sucikanlah nama Tuhanmu yang maha tinggi, yang menciptakan (semua makhluk) dan menyempurnakannya, yang memberi takdir kemudian mengarahkan(nya).

Qs. Al-Lail: 12-13

Sesungguhnya kewajiban kamilah memberi petunjuk dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia

HR. Bukhari

Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika, ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari.

HR. Tirmidzi

Tidaklah seorang hamba itu beriman kepada takdir yang baik dan buruk dari Allah, hingga ia mengetahui bahwa apa yang menimpanya bukan karena kesalahannya dan kesalahannya itu tidaklah akan menimpanya.

HR. Bukhori & Muslim

Beramallah kamu sekalian, karena beramal (berbuat kebaikan/ibadah) akan mengubah sesuatu yang buruk yang telah ditentukan-Nya padamu.

HR. Ahmad & Thabrani

Tiada yang dapat menambah umur seseorang, selain (amal) kebaikan.

HR. Tirmidzi

Sesungguhnya sedekah itu dapat memadamkan kemarahan Allah dan menolak ketentuan yang buruk

HR. Tirmidzi, Hakim, dan Ibnu Majah

Tiada yang bisa menolak takdir Allah, kecuali Doa


MUHASABAH

💜Ada tiga perbedaan pendapat tentang pengertian takdir, diantaranya: (a) Jabariyah, bahwa manusia tidak memiliki wewenang, kekuasaan atau pilihan karena segala perbuatannya itu atas dasar keterpaksaan dan manusia ibarat robot yang tidak memiliki gerak sendiri, (b) Qadariyah/mutazilah,  perbuatan manusia terjadi karena maksud dan motivasi manusia itu sendiri. apabila perbuatan tidak terjadi karena manusia enggan melakukan perbuatan tersebut, dan (c) Asy'ariyah, menengahi dari kedua pendapat tersebut manusia tidak kuasa untuk menciptakan sesuatu akan tetapi manusia mempunyai kuasa untuk melakukan suatu perbuatan. Dan, Allah-lah maha pencipta.

💛Allah SWT telah memberi kadar (qaddara) ukuran sesuai dengan kemampuan hambanya, baik ukuran waktu, tempat, jarak dan lainya. Maka, selalu berpikir positif dan berbaik sangka  pada Allah SWT.

💗Memetik hikmah dari semua kejadian yang baik atau kurang baik yang telah terjadi. Memikirkan luasnya pintu taubat dan memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik. Selalu, berharap Allah SWT memberikan kemudahan dan jalan keluar yang baik dari setiap masalah.

💚Melatih diri untuk selalu ikhlas dan berserah diri dalam menerima ketentuan Allah SWT.  Bersyukur atas kasih sayang-Nya yang tiada terbatas. Agar, menghadirkan ketenteraman didalam hati. 

💙Mengabdi pada Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya. Bukti, pemurnian ketauhidan dan ketundukkan  kita pada Allah SWT dengan cara berdoa dengan tulus dan hanya mengharaf ridho-Nya.

💖Bersedekah dalam keadaan sempit atau lapang.

💘 Berdzikir dengan kalimat tasbih (subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (Allahu-akbar).

💝 Bershalawat.

أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

"Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.'

🙏Belajar untuk mengingatkan pada diri saya sendiri dan semoga bermanfaat


REFERENSI

file:///C:/Users/thoshiba/Downloads/213-Article%20Text-594-1-10-20200421.pdf

https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/diya/article/view/887/631

https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/65580/muhasabah-terhadap-takdir-allah

https://republika.co.id/berita/q4v6mv430/ini-bukti-cinta-allah-kepada-hhttps://republika.co.id/berita/q2e3mj430/mengubah-takdir-dengan-doaambanya

https://www.arrisalah-jakarta.com/doa-kekuatan-

https://apakabaronline.com/amalan-yang-bisa-mengubah-takdir-

https://jakarta.tribunnews.com/2019/04/26/bacaan-shalawat-nariyah-tulisan-arab-versi-ustaz-jefri-al-buchori-lengkap-dengan-artinya








Jumat, 27 November 2020

GRATEFUL




PENGERTIAN SYUKUR
Pada pendekaan psikologi positif yaitu study ilmiah tentang kebahagiaan dan peningkatan hidup. Pendekatan ini berfokus dalam membangun pengalaman dan sikap-sikap positif yang mengarah pada peningkatan kualitas hidup manusia. Bersyukur bukan hanya saat emosi kita mengizinkan untuk selalu bahagia, misalnya bersyukur karena ada orang yang menolong kita atau yang membantu, ataupun ungkapan terimakasih yang kita sampaikan kepada Tuhan saat beribadah. Namun, lebih kepada kondisi emosi yang selalu kita jaga.

Kebersyukuran menurut ilmuan islam diantaranya (1) Ibnu Qayyim syukur adalah  ketundukan dengan hati, pengakuan lisan dan ketaatan dengan anggota tubuh, dan (2) Ibnu Qudamah syukur adalah berniat melakukan kebaikan dan menyebarkan kepada semua orang, menampakkan nikmat yang didapatkan dengan cara memuji Allah SWT, dan mempergunakan kenikmatan yang didapatkan untuk taat pada Allah SWT dan tidak mendurhakai-Nya.

KOMPONEN BERSYUKUR
Menurut Al-Qazali (1998) dan Ibnu Qayyim (1999):
(1) Ilmu, yakni mengetahui nikmat apa saja yang didapatkan, mengetahui tujuan nikmat itu bagi diri yang mendapat nikmat, mengetahui tentang yang memberi nikmat yaitu Allah, dan mengetahui bahwa semua nikmat yang didapatkan adalah dari Allah. 
(2) Spiritual, yakni merasa gembira kepada pemberi nikmat, yang disertai dengan sikap tunduk dan tawadhu (rendah hati). 
(3) Amal perbuatan, yaitu hati yakni melakukan setiap perbuatan dengan maksud untuk kebaikan dan menyembunyikan maksud tersebut dari semua orang. lisan, yakni menampakkan rasa syukur kepada Allah dengan mengucapkan pujian-pujian. Anggota badan, yakni mempergunakan nikmat Allah sebagai sarana untuk mentaati-Nya dan tidak menggunakan untuk maksiat.
(4) Tunduk kepada yang disyukuri (yang memberikan nikmat) 
(5) Mencintai yang memberi nikmat 
(6) Mengakui nikmat-Nya 
(7) Memuji pemberi nikmat karena nikmat itu 
Bersyukur pada konsep Islam tidak sekedar berterima kasih atas hal-hal yang menyenangkan saja, akan tetapi hal yang menyakitkan sekalipun. Hal ini dikarenakan kebersyukuran dalam Islam menekankan pada pemaknaan, segala hal yang diterima baik disukai atau dibenci, dimaknai sebagai nikmat dan kasih sayang yang diberikan Allah Swt.

AL QURAN
1. Qs. An-Nahl: 18
“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, maka kalian tidak akan sanggup menghitungnya.”
2. Al-Baqarah: 152
“Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku.” 
3. Ibrahim: 7
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat 
4. Qs. Al-Qamar: 35
"sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur"
5. Qs. Al-Jatsiyah: 12
"Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur"
6. Qs. An-Nahl: 115
"Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah". 
7. Qs. Yusuf: 38
"dan aku pengikut agama bapak-bapakku Yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi Kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada Kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya)."
8. Qs. Al-Araf: 7
"kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."


MUHASABAH:
1. Menampakkan nikmat dari Allah SWT.
Menyembunyikan nikmat Allah merupakan kufur nikmat, maka memperlihatkan hal yang sesuai apa yang seharusnya diperlihatkan.
2. Refleksi penyembahan kepada Allah SWT
Mensyukuri semua rezeki yang telah diberikan Allah SWT yang kita miliki saat ini, dan tidak membayangkan keinginan terlalu berlebihan yang  selalu ingin dimiliki.
3. Ibadah yang jarang dilakukan
 Bersyukur atas semua karunia Allah SWT yang sangat besar dan berlimpah.
4. Tulus
Beriman dengan tulus dan ikhas kepada Allah SWT.
6.  Mengharapkan Rida Allah SWT
Bersyukur tanpa mengharapkan balasan dan ucapan terima kasih dari manusia, tetapi hanya mengharaf Rida dari Allah SWT.

Referensi:
https://pijarpsikologi.org/berbahagia-dengan-bersyukur
file:///C:/Users/thoshiba/Downloads/14095-37501-1-PB.pdf
https://tafsirweb.com/38487-ayat-tentang-bersyukur.htmlfile:///C:/Users/thoshiba/Downloads/7313-18438-1-SM.pdf



PROSES PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SEKOLAH DASAR

Sri Wuryanti(1), Deni Hadiana(2)

Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Balitbangbuk, Kemdikbud

Sriwuryanti03@gmail.com

 

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penerapan metode  pembelajaran secara online selama PJJ di rumah akibat dari adanya pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus eksplorasi dan pendekatan penelitiannya menggunakan metode kasus kualitatif yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang metode pembelajaran yang telah diterapkan  selama pandemi COVID-19 terhadap proses belajar mengajar di Sekolah Dasar. Untuk, responden penelitian ini sebanyak 6 guru sekolah dasar kelas IV di salah satu sekolah di Tangerang. Data, yang digunakan adalah data sekunder berupa teks-teks pembelajaran yang dikirim oleh guru di WA grup kelas kepada siswa. Hasil penelitian ini adalah berupa diskripsi tentang metode pembelajaran guru dalam proses belajar jarak jauh, jumlah variasi metode pembelajaran yang diterapkan, dan jumlah pemanfaatan PJJ dengan model daring atau luring dari bulan Agustus sampai dengan Oktober 2020.

Keyword: PJJ, metode pembelajaran, COVID-19, Sekolah Dasar

Selasa, 24 November 2020

SINCERE


Pengertian Ikhlas: 

Kesucian hati dalam beribadah dan beramal hanya tertuju pada Allah SWT.

Aspek penting ikhlas dalam islam diantaranya: 

(1)Ikhlas dalam pemurnian agama, 

(2)Ikhlas dalam pemurnian perilaku, 

(3)Ikhlas dalam pemurnian  amal dan noda yang tersembunyi

(4)Ikhlas dalam pemurnian  ucapan dan kata-kata yang kurang berguna,

(5)Ikhlas dalam pemurnian budi pekerti. 

Tingkatan Ikhlas: 

(1) Ikhlas awam: beribadah kepada Allah dilandasi perasaan takut siksa Allah dan mengharaf pahala, 

(2) Ikhlas kawas: beribadah kepada Allah didorong dengan harapan supaya menjadi orang yang dekat dengan Allah, dan dengan kedekatannya kelak mendapatkan sesuatu dari Allah,

(3) Ikhlas Khawas al kawas yaitu beribadah kepada Allah karena kesadaran yang mendalam bahwa segalanya hanya milik Allah.


AL QURAN 

1. Qs.Al-Araf:32

Artinya: Katakanlah,"Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat." Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. 

2. Qs. Azzumar: 12

Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri.

3. Qs. Al- Ghafir: 14

Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).

4. Q.S. ash-Shaffaat: 160

Hamba Allah yang terpilih adalah yang memiliki sifat ikhlas yang selalu menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan dan tidak layak bagi-Nya. Allah memberikan kenikmatan kepada hamba yang taat berupa keikhlasan dan bersih dari dosa dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

5. Qs. An-Nisa: 146

Kaum munafik yang diberi kesempatan untuk bertobat sebelum ajalnya tiba, yaitu dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah serta ikhlas dalam melakukannya karena Allah.

6. QS. Azzumar: 2

Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya

7. Qs. Al-Baqarah: 272

Akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan, apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan, janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan, apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup, sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan).

8. Qs. An-Nisa: 114

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan, Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

9. Qs. Al-Baqarah: 262

Orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

10. Hadist

Sa’id bin Jubair mengatakan, “Seorang bisa masuk surga berkat dosanya  dan seorang bisa masuk neraka berkat kebaikannya. Maka ada yang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Sa’id menjawab, “Pria tadi mengerjakan kemaksiatan namun dirinya senantiasa takut akan siksa Allah atas dosa yang telah dikerjakannya, sehingga tatkala bertemu Allah, Dia mengampuninya dikarenakan rasa takutnya kepada Allah. Pria yang lain mengerjakan suatu kebaikan, namun dia senantiasa ujub (bangga) dengan amalnya tersebut, sehingga tatkala bertemu Allah, dia pun dimasukkan ke dalam neraka Allah.”


TEKNIK

1. Mengenal dan memahami siapa Allah. 

Mengenal dan memahami Allah berarti mengenal sifatnya, kedudukannya, hukum-hukum, dan aturan kehidupan yang telah ditetapkan Allah kepada manusia.

2. Memahami aturan-aturan Allah. 

Sebagaimana memahami sifat-sifat dan siapa Allah, maka manusia perlu juga memahami aturan-aturan Allah yang dijalankan selama keseharian. Ketika tidak memahami aturan Allah, maka manusia akan merasa malas atau tidak lurus niatnya dalam menjalankan aturan Allah.

3. Mendudukkan setiap masalah secara adil dan seimbang. 

Makhluk hendaknya juga dapat mendudukkan dan memahami segala masalah dengan adil dan seimbang. Hal ini dilakukan dengan senantiasa objektif, seimbang, melihat dari berbagai sudut dan persepsi dalam setiap masalah.

4. Berdoa

اللهم اجعل عملي كلها صالحا, واجعله لوجهك خالصا, و لا تجعل لأحد فيه شيئا

“Ya Allah, jadikanlah seluruh amalku sebagai amal yang shalih, Ikhlas karena mengharap Wajah-Mu, dan janganlah jadikan di dalam amalku bagian untuk siapapun.”

5. Melihat amal shaleh orang-orang diatasmu

Janganlah memperhatikan amalan orang yang sezaman denganmu, yaitu orang berada di bawahmu dalam hal berbuat kebaikan. Perhatikan dan jadikanlah para nabi dan orang shalih terdahulu sebagai panutan. Membaca biografi para ulama, ahli ibadah, dan zuhhad (orang yang zuhud), karena hal itu lebih mampu untuk menambah keimanan di dalam hati.

6. Menganggap remeh Beramal

Penyakit yang sering melanda hamba adalah ridha (puas) dengan dirinya. Setiap orang yang memandang dirinya sendiri dengan pandangan ridha, maka hal itu akan membinasakannya. Setiap orang yang ujub akan amal yang telah dikerjakannya, maka keikhlasan sangat sedikit menyertai amalannya, atau bahkan tidak ada sama sekali keikhlasan dalam amalnya.

6. Mengingat kesendirian dalam kubur

Jiwa akan merasa tenang dengan mengingat perjalanan yang akan dilaluinya di akhirat. Apabila hamba meyakini bahwa dirinya akan dimasukkan ke dalam liang lahat sendiri, tanpa seorang pun menemani, dan tidak ada yang bermanfaat bagi dirinya selain amal shalih. Hamba akan menyakini bahwa tidak ada yang mampu menyelematkannya melainkan mengkihlaskan amal kepada Sang Pencipta semata.

REFERENCE

https://iaibbc.e-journal.id/xx/article/view/23/64

https://tafsirweb.com/8674-quran-surat-az-zumar-ayat-12.html

https://muslim.or.id/4168-bagaimana-saya-bisa-ikhlas-di-setiap-amal.html

https://bincangsyariah.com/kalam/tiga-tips-agar-hati-selalu-ikhlas/

*Mengingatkan diri sendiri dan semoga bermanfaat*


Sabtu, 21 November 2020

BAHAGIA


PENGERTIAN BAHAGIA

Kebahagiaan menurut Hurlock (2004) ada tiga aspek yaitu acceptance (penerimaan), affection (kasih sayang), dan achievement (pencapaian). Hal lain dikemukakan oleh  NAMI (national alliance on mental illness) organisasi yang menangani kesehatan mental AS, mengemukakan bahwa keberagamaan dan spiritual memiliki dampak positif dalam kehidupan mental. 

Sedangkan, menurut pandangan islam kebahagiaan adalah: tuma"ninah, kelapangan hati, al-sa"adah. yang, artinya kebahagiaan hamba dalam pengetahuan dan karakter yang baik (nafs), kesehatan  tubuh yang aman (badaniyah), dan kekayaan serta lingkungan yang baik (kharijiyyah), semua itu bukan di arahkan kepada kehidupan sekuler, tetapi selalu diarahkan untuk mengikuti jalan kenabian, wahyu Allah, dan mengikhlaskan niat untuk taat pada perintah Allah.


AL-QURAN DAN HADIST

1. Qs. Al-Qashash: 77

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” 

2. Qs. Alam Nasyrah: 1

"Bukankah kami telah melapangkan dadamu."

3. Qs. Ali-Imron: 170

"Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati."

4.  HR. Bukhari & Muslim

Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah bahwa dalam jasad ini ada segumpal daging, apabila segumpal daging itu baik, maka akan menjadi baik semuanya, dan apabila segumpal daging itu jelek, maka akan jeleklah semuanya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”

MUHASABAH 

1. Menurut Al-Muhasibi (salah satu guru Imam Al-Qazali)  muhasabah al-nafs atau evaluasi diri dengan cara memfungsikan akal,"segala sesuatu memiliki intinya, dan inti manusia adalah akalnya, jika seseorang dengan akalnya tidak bisa mendekatkan diri pada Allah, ia tidak mengetahui inti dari akal itu sendiri". Artinya, dengan akal manusia dapat mengalahkan hawa nafsu, menghilangkan sikap dusta, bersyukur nikmat karena mengetahui bahwa Allah maha adil, maha mendengar dan maha melihat. Maka, dasar jiwa yang baik adalah pengetahuan dan ilmu yang terdapat dalam akal.

Adapun muhasabah atau evaluasi diri dilakukan dengan dalam 4 hal:

a. pertama untuk mengukur lebih banyak kadar keimanan - atau kekufuran

b. kedua untuk mengukur kadar kejujuran - atau dusta

c. ketiga untuk mengukur kadar tauhid - atau syirik

d. keempat untuk mengukur kadar ikhlas - atau riya

2. Dadang Hawari menyebutkan bahwa, Doa dan dzikir mengandung unsur spiritual yang membangkitkan harapan dan rasa percaya diri jiwa seseorang yang sakit, meningkatkan kekebalan tubuh, dan mempercepat proses penyembuhan.

3. Sedangkan, menurut Zeenat dan Soma dalam penelitiannya di Pakistan tentang hubungan sikap religius dan kesejahteraan psikologis, dengan menghadiri pertemuan keagamaan dan frekuensi shalat, ditemukan bahwa orang dengan religius tidak merasa kesepian, tidak merasa cemas, dan lebih memilih ketenangan atau kepuasan dalam hidupnya.


REFERENSI:

https://tafsirweb.com/1302-quran-surat-ali-imran-ayat-170.html

http://pps.unida.gontor.ac.id/konsep-kebahagiaan-dalam-islam/

mengingatkan diri sendiri dan semoga bermanfaat. amim.


Rabu, 18 November 2020

PROSIDING KOLITA 2020




Silahkan dimanfaatkan untuk referensi, buka dalam link tersebut:

https://drive.google.com/file/d/1wSq4hv94H5PmbceQavJNfLCHjsvdS-OU/view?usp=sharing 

HASAD

 Ciri-ciri Hasad

a. Tidak menyukai nikmat yang Allah SWT berikan kepada orang lain

b. Ingin nikmat yang Allah SWT berikan kepada orang lain cepat hilang

c. Kikir atas karunia yang Allah SWT berikan

d. Tidak mau tolong menolong antar sesama

e. Suka Ghibah atau Gosip

Bahaya Sifat Hasad

a. Dapat menghancurkan kebaikan yang ada pada diri seseorang

b.Tidak suka dengan takdir yang Allah SWT berikan

c. Dapat merusak persatuan dan kesatuan umat

d. Dapat melemahkan iman seseorang

e. Dapat merusak tali silaturahmi antar sesama

f. Menjadikan hidup menjadi tidak tenang

Contoh Perilaku Hasad

a. Suka iri dan dengki kepada orang lain

b. Suka mencari kesalahan orang lain

c. Suka melempar kesalahan kepada orang lain

d. Senang melihat orang lain dalam kesulitan

Al-Quran dan Hadist

a. Surat An-Nisa (4) 54

Artinya: ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? sungguh, kami telah memberikan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar.

b. Surat An-Nisa (4) 55

Artinya: Maka diantara mereka (orang-orang dengki itu), ada orang-orang yang beriman kepadanya. Dan diantara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) jahannam yang menyala-nyala apinya.

c. Surat Al-Baqarah (2) 109

Arinya: banyak diantara ahli kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri mereka, setelah kebenaran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapang dadalah, sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh Allah maha kuasa atas segala sesuatu.

d. Hadist, Rasulullah SAW : Jauhilah sifat dengki karena ia memakan segala kebaikan, sebagaimana api membakar kayu kering (HR. Dawud dari Hurairah).

Cara menghindari Hasad
a. Selalu mengingat kebesaran Allah SWT; percaya bahwa Allah SWT maha Adil sesuai dengan kebutuhan masing-masing makhluk.
b. Banyak Beribadah; mengabdi dengan sungguh-sungguh pada Allah dan terus belajar pengetahuan agama, agar menjadi pribadi yang baik.
c. Menyadari kesia-siaan sifat hasad; menemukan cara menghilangkan sifat egois/angkuh yang merupakan asal mu-asal dari sikap hasad.
d. Perbanyak bersyukur; istiqomah mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada kita, dan tidak melupakan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama untuk memiliki berkah dan rahmat dari Allah SWT.
e. Rendah hati; selalu merasa beruntung atas nikmat Allah SWT dan memperlakukan orang lain dengan adil.
f. Rajin membantu orang lain; ikhlas dan rajin menolong orang yang sedang dalam kesulitan.
g. Saling menghormati; anggaplah sesama manusia sebagai kawan, baik dan tulus.
h. Berprasangka baik; mencegah iri  dengan selalu berpikir positif pada semua orang.
i. Silaturahmi; mempererat hubungan persaudaraan antar sesama.
j. Mendahulukan kepentingan umum; bersikap dewasa dan menghilangkan sifat kekanak-kanakkan  ingin selau dituruti kemauannya yang menjurus pada sikap egois.


Referensi:

republika.co.id

wikhisia.co.id

tafsirweb.com

draf.blogger.com



Rabu, 11 November 2020

FIRST DAY OF SCHOOL

 Tommorow is my first day of school I'm so happy to meet new friend and new teacher.

I'm prepare the bag, pencil, crayon, uniform, and other. Mommy prepare my lunch and my daddy prepare my shoes.

THE NEXT DAY

Today is my first day of school. i'm so happy and nervous because i never lesson like this. I'm lesson with my mommy private, in school I'm lesson with teacher and friend that's together.

THE END


By: Alana Sausan Syabila

BAIK


Cara Allah SWT  mengajak manusia berbuat baik adalah tercantum dalam Al-Quran, sebagai berikut:

1. Ingat kebaikan yang kita terima dari Allah

Al-Qhasas: 77 (dan, berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu)

Al-Baqarah: 122 (ingatlah nikmat-Ku yang telah Ku berikan kepadamu)

2. Mengingat bahwa kebaikan senantiasa hadir bersama keburukan

Al Maidah: 100 (tidaklah sama antara yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu)

3. Ingat bahwa Allah menjanjikan balasan yang lebih besar

Al-Qhasas: 84 (barang siapa datang membawa kebaikan, maka dia akan membawa pahala yang lebih baik daripada kebaikannya itu, dan barang siapa membawa kejahatan, maka orang-orang yang membawa kejahatan itu hanya diberi balasan seimbang dengan apa yang dahulu mereka kerjakan)

4. Ingat bahwa Allah akan melipatgandakan amal baik

Al-An'am: 160 (barangsiapa membawa kebaikan mendapat sepuluh kali lipat amalnya)

5. Ingat bahwa Allah akan menjadikan mereka kekasih

Al-Baqoroh: 195 (sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik)

6. Ingat Allah selalu bersama orang-orang baik

Al-Ankabut: 69 (dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik)

At-Taubah: 40 (jangan engkau bersedih sesungguhnya Allah bersama kita)

7. Ingat Allah menjanjikan kabar gembira

Al-hajj: 37 (dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik)

8. Ingat bahwa kebaikan itu untuk kita sendiri

Al-Isra: 7 (jika kamu berbuat baik maka kamu berbuat baik pada dirmu sendiri, dan jika kamu berbuat kejahatan maka kerugian kejahatan itu untuk kamu sendiri.

Reference: Yusuf mansyur by kumparan.com


Senin, 09 November 2020

GENDER

 


Bias Gender diartikan Bias  kondisi yang memihak atau merugikan. Sedangkan, gender merupakan sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun budaya. Ada, karakteristik gender sendiri terkait kepada membedakan Maskulinitas dan Feminitas. Dampak dari bias gender adalah diskriminasi gender serta kekerasaan dan pelecehan seksual.

Menurut World Health Organization (WHO) pengertian gender adalah sifat perempuan dan laki-laki, seperti norma atau hubungan kelompok pria dan wanita, yang dikonstruksi secara sosial. Dan, menurut Silvana dalam Women Studies Enslikopedia, bahwa pengertian gender ialah suatu konsep kultur, yang membuat perbedaan dalam hal peran, tingkah laku, dan karakteristik emosional antara laki-laki atau perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

Terkait dengan konsep gender tersebut, dalam islam menempatkan laki-laki dan perempuan pada kedudukan yang sama. Seperti, dalam surat At-taubah ayat 71 yang artinya:

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.


Tidak  ada perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai manusia dihadapan Allah SWT, tetapi ada beberapa perbedaan kodrat yang dapat dilakukan seorang perempuan, tetapi tidak dapat dilakukan oleh seorang laki-laki atau sebaliknya. Standar yang menaungi perbedaan Gender dalam islam adalah ajaran islam  itu sendiri. Sedangkan, pada masyarakat liberal Demokratis sekarang ini adalah hak asasi manusia. Perempuan dan laki-laki dapat bekerja sesuai dengan kemauan dan kompetensinya. Sedangkan, yang perlu dijaga adalah tidak meninggalkan tanggung jawab sesuai kodratnya dan menjaga hal-hal yang sesuai syariat.


Referensi: https://tafsirweb.com/3087-quran-surat-at-taubah-ayat-71.html

Penceramah: Ust. Abd. Somad, Ust. Felix, ustd. Faith Karim.

Kamis, 05 November 2020

KASIH SAYANG ORANGTUA

 

Mediaindonesia.com

Paham bidirectionality dalam relasi orang tua-anak yang berkembang di barat pada akhir tahun 60-an meyakini bahwa orang tua maupun anak merupakan agen dalam proses pembentukan kualitas relasi orang tua-anak. Akan tetapi, dalam paham ini perilaku baik anak tidak dipandang sebagai suatu keharusan virtue untuk balas budi dan wujud terima kasih kepada Tuhan. Anak adalah individu yang bertumbuh kembang secara alamiah dalam suatu lingkungan dan hubungan bahkan menolak asumsi manusia sebagai hamba Tuhan, sehingga tidak berkonsekuensi untuk berperilaku. Paham, tersebut hanya menganggap bahwa relasi orangtua dan anak hanya sebatas rasa kemanusiaan (Nur I’ anah, 2017).

Berbeda dengan konsep islam bahwa hubungan orangtua-anak merupakan Birr al-Walidain yaitu berbuat baik dan berlapang dalam kebaikan (ihsan) kepada orang tua, dalam hal perkataan, perbuatan dan niat. Perintah untuk birr al-walidain merupakan wujud syukur dan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah merawat dari kecil hingga dewasa. Bahkan kebaikan yang diberikan seorang anak selama kepada orang tuanya, sebanyak apa pun, tidak akan bisa menyamai dan mengimbangi kebaikan, kasih sayang dan kecintaan orang tua kepada anaknya (al-Jauzi, 1993). Dalam Islam, Allah juga memerintahkan berbuat baik (ihsan) kepada kedua orang tua (Nur I’ anah, 2017).

Ayat-ayat yang menunjukkan tentang relasi orangtua-anak dalam islam (Darunnajah.com):

1.      QS al-Isra’ : 23

Artinya,  “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” 

2.  QS Luqman : 14

 Artinya,  “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” 

3.      QS al-Mumtahanah : 8

 Artinya,  “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.” 

4.      QS al-Baqarah : 83

 Artinya,  “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” 

5.      QS al-An’am : 151

Artinya,  “Katakanlah, ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar[518]”. demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).” 

6.      QS al-Isra’ : 24

Artinya, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”

7.      QS Maryam : 14

Artinya, “Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.” 

8.      QS al-Baqarah : 215

Artinya, “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” 

9.      QS al-Ahqaf : 15

Artinya, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri.” 

10. (QS al-Ahqaf : 17 – 18).

Artinya, “Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya, Apakah kamu keduanya memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, Padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku? lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar”. lalu Dia berkata: “Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu belaka”. Mereka itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan (azab) atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.” 


Berbuat baik kepada kedua orang tua adalah dengan cara menggauli mereka dengan baik, merendahkan diri di hadapan keduanya, melaksanakan perintah mereka, mendoakan mereka supaya diampuni dosa-dosanya ketika masih hidup ataupun setelah meninggal dunia, menyambung hubungan dengan orang-orang yang mereka kasihi, berbakti kepada keduanya, menjaga keduanya, menghilangkan kesulitan keduanya, serta tidak bertindak kasar terhadap keduanya. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abdullah, dia berkata, “Saya bertanya kepada Nabi Saw., ‘Perbuatan apa yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla?’ Beliau menjawab, ‘Shalat pada waktunya.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Dia bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab, ‘Jihad fi sabilillah. Al-Qurthubi berkata, “Beliau Rasulullah Saw. memberitahukan bahwa berbakti kepada kedua orang tua adalah perbuatan yang paling utama setelah shalat, yang merupakan tiang penyangga terbesar dalam Islam. Beliau Rasulullah Saw. juga menggunakan kata sambung ‘kemudian’ yang memberikan faidah berurutan.”.

Terimakasih.

 

 

 

 

 

 

AKM SEBAGAI SUPPORTING PEMBELAJARAN DI KELAS

PPT AKM silahkan download dari link berikut: https://docs.google.com/presentation/d/13r5kEj1kk5g-ljlmLS4blPQ2Tj_-n5na/edit?usp=sharing&o...