Minggu, 26 September 2021

SURRENDER TO ALLAH SWT

 



"Barang siapa bertawakal kepada Allah, ketahuilah bahwa AllahMaha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS al-Anfal [8]: 49)

Manusia terkadang sampai titik dimana tidak perlu mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, tidak perlu melakukan pembelaan, dan juga mengeluh tentang semua permasalahan hidupnya pada orang lain. Tapi semua yang terjadi tersebut hanya kita pasrahkan pada Allah SWT, karena kita percaya bahwa Dia-lah yang akan menyelesaikan-nya.

Kepasrahan diri pada Allah SWT mengandung arti tawakal sehingga respon kita adalah bersabar dengan semua yang terjadi pada hidup kita dan mensyukuri setiap episode kehidupan dengan harapan positif. Berpikir positif pada hakekatnya adalah totalitas kepasrahan  tidak akan bergantung pada selain Allah SWT.

Kepasrahan Pada Allah SWT juga merupakan modal utama untuk mencapai ketenangan hidup yang dialami setiap manusia. Dengan pasrah pada Allah SWT, maka manusia akan memiliki energi positif yang memotivasi dalam mencapai tujuan hidup. Manusia akan memahami semua peristiwa pasti mengandung kebaikan.

Dengan pemahaman tersebut manusia akan pantang berputus asa, terus berupaya sekuat tenaga untuk berusaha, memiliki hati, dan kemandirian yang kuat. Kepasrahan pada Allah SWT segala urusan materi dan maknawi akan teratur. Kita akan menjalani kehidupan yang benar, tanpa keraguan, kegelisahan, dan kekhawatiran. Kepasrahan total akan menyadarkan bahwa rencana Allah itu paling baik untuk hidup kita, dibalik apa-apa yang telah  kita rencanakan. Wallahualam.



sriwuryanti2020.blogspot.com

https://youtu.be/ca9N36AybIk

https://www.pendidikankhusus.id/2021/09/jika.html

#sri wuryanti

Senin, 20 September 2021

LOSE HEART

 


    Kesedihan adalah respon alami terhadap kehilangan atau hilangnya hal-hal normal yang biasa kita lakukan. Perasaan kita bisa berubah setiap hari, atau bahkan setiap jam. Hal yang normal, jika kita merasa putus asa pada hari ini dan berubah menjadi marah hanya dalam hitungan jam. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengenali bahwa gelombang emosi yang terjadi dalam diri kita adalah hal normal. 
    Untuk mengatasi gejolak emosi tersebut, yang perlu kita lakukan adalah berdamai dengan diri sendiri. Tips berdamai dengan diri sendiri adalah dengan cara: (1) temukan penyebabnya, (2) rasakan emosi yang telah kita identifikasi dan menerimanya, (3) identifikasi mekanisme penanganan, sesuai kebiasaan individu(contoh berdoa, jalan-jalan, membuat jurnal dll), dan (5) fokus pada hal-hal yang dapat kita kontrol dan tidak hanyut pada masa depan yang belum pasti sehingga menyebabkan berkutat pada pikiran negatif.
    Allah SWT berfirman dalam surat Dhuha yang artinya: Demi waktu duha (ketika matahari naik sepenggalah), dan demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu), dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk, dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Maka terhadap anak yatim janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta janganlah engkau menghardik(nya). Dan terhadap nikmat Tuhanmu hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)".
    Allah SWT berfirman dalam surat Al-Insyirah yang artinya: Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?. Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu. yang memberatkan punggungmu. Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
💪💓

Referensi:
#sri wuryanti
#sriwuryanti03
https://health.kompas.com/read/2020/05/14/200000868/5-cara-atasi-kesedihan-dan-kekecewaan-di-tengah-situasi-pandemi?page=all
https://tirto.id/surah-al-insyirah-ayat-1-8-bacaan-arti-dan-kandungannya-gbu5

Jumat, 17 September 2021

SILENCE OR SPEAK


Allah SWT berfirman, “Tidak ada kebaikan dalam banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia orang-orang yang menyuruh (manusia) untuk bersedekah, atau berbuat baik, atau mendirikan di antara orang-orang. Barang siapa yang melakukan ini karena mencari keridhaan Allah, kami akan memberinya hadiah yang besar."
 (Sura an-Nisaa/4:114).

Dalam menyelamatkan diri dari kemungkinan melakukan kesalahan ketika berbicara, misalnya ketika ditanya tentang pertanyaan yang tidak diketahui orang, seseorang harus menjawab dengan tiga kata, "Saya tidak tahu." Umar bin Khattab berkata, seperti dikutip Syekh Nawawi Banten, "Diam adalah kunci (untuk) mulut."

Diam hanya tentang hal-hal yang tidak bermoral dan berbicara tentang hal-hal yang taat. Jadi, jika berbicara tentang taat kepada Allah SWT adalah emas, maka diam dari kemaksiatan kepada Allah SWT adalah mutiara. Semoga kesunyian dan ucapan kita yang naik ke langit menembus tujuh kelopak itu sepadan dengan pahalanya, seindah emas dan mutiara.


Referesi

https://www.republika.co.id/berita/qgbnas374/pahala-diam-dan-bicara



Minggu, 12 September 2021

TARAWIH DIRUMAH

Tahun ini ada virus corona tidak boleh sholat tarawih di masjid jadi sholat tarawih dimasjid di ganti dengan tarawih dirumah.

Aku sholat bersama keluargaku ada bapak,ibu dan kakak.

Herannya sehabis sholat tarawih bersama keluargaku aku tidak bisa tidur.

Perasaanku sangat senang karena tahun ini sholat tarawihnya bisa bersama keluarga.

Sebenarnyaaku sedih karena tidak bisa sholat di masjid.

By: Alana sausan syabila


Sabtu, 11 September 2021

FIG AND BINKY FIRST DAY OF SCHOOL (Alana Sausan Syabila september11)


Today it’s my first day of school. My friend Binky go to the school with me. When I go to the classroom, I’m so nervous. The teacher looks good and he smiled widely, she said “Good morning everyone my name is Mrs. Lala nice to see you all student!”. The teacher is Mrs. Lala she is the hyena. We all learn so good with Mrs. Lala. Yes, this is lunch time I make a sandwich and smashed potato with a milk. I’m so happy study in school so many friends, good teacher, and we can share to everyone.

                                         The end

TIME

(QS al-`Asr (103): 1-3). Allah SWT menegaskan dalam Alquran betapa rugi manusia yang tidak memanfaatkan waktunya dengan baik. Kecuali bagi orang yang beriman, beramal kebajikan, dan yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Mereka itulah yang akan mendapatkan keuntungan.

Mari kita gunakan setiap detik umur kita sebaik mungkin. Bersegeralah sebelum kesempatan itu lenyap. Berlombalah dengan waktu, lawanlah nafsu, taklukkan malas, dan carilah bekal sebanyak-banyaknya. Karena saat semuanya telah terlambat, takkan berguna lagi penyesalan di kemudian. Wallahu a'lam.

Betapa mulia dan berharganya waktu. Namun, masih banyak di antara kita yang belum menyadari pentingnya memanfaatkan waktu, bahkan ada yang mengabaikannya begitu saja.
Disadari atau tidak, waktu kita sering dihabiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Siang bekerja bermalas-malasan, malam begadang sambil membicarakan sesuatu yang tidak berguna.

Bagi yang paham pentingnya memanfaatkan waktu, ia akan menyadari makna kehidupan sebenarnya. Waktunya digunakan dan dihabiskan sebagai persiapan untuk menjalani perjalanan abadi. Memperbanyak bekal untuk kehidupan setelah mati, hingga memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. Adapun yang lalai, ia hanya membawa bekal sekadarnya, atau bahkan menjalani perjalanan abadi tanpa bekal sama sekali.

Seorang yang beriman, tidak akan menyia-nyiakan waktu sedetik pun. Ia senantiasa menghabiskan waktunya semata-mata untuk lebih dekat dengan Allah dan selalu menyajikan yang terbaik dalam kata dan perbuatan.

Niatnya selalu tegak untuk melakukan segala kebaikan. Motivasinya jelas, mengharap ridha Allah semata. Ia senantiasa berhati-hati dalam berbuat. Perkataannya selalu dijaga agar tidak melukai orang lain.

Tindakannya penuh perhitungan supaya tidak merugikan orang lain. Ia menyadari bahwa waktu tak akan bisa terulang kembali. Maka sudah sepatutnya dihabiskan dalam kebaikan. Sungguh, waktu kita di dunia ini amatlah terbatas. Kematian akan memutus waktu dan kesempatan berbekal sebanyak mungkin untuk kehidupan akhirat. Seseorang yang sadar bahwa kematian akan memotong seluruh usaha dan amal, ia akan senantiasa beramal dan bekerja di masa hidupnya untuk memperoleh pahala dan ganjaran yang abadi.

Jika memiliki harta di dunia, ia akan berusaha untuk kebaikan. Menanam tanaman yang bisa dinikmati generasi penerus. Berusaha membangun keluarga yang bisa mendoakan ketika dirinya telah menghadap Allah SWT dan segala amalan yang pahalanya bisa dipetik tanpa henti. Ia juga akan menulis yang bisa dibaca setiap orang setelahnya. Sebab, ia tak menginginkan kerugian.
    Salam sehat

Referensi
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/18/09/26/pfno1g313-memanfaatkan-waktu


Sabtu, 04 September 2021

OWE

Siapapun pasti memiliki permasalahan ekonomi baik dalam keluarga ataupun dalam lingkup yang paling luas. Hutang diatur dalam Islam karena memang merupakan salah satu sektor yang bisa berdampak pada  permasalahan sosial. Banyak sekali permasalahan dan konflik yang hadir dari soal hutang. Hutang juga bukan saja dilakukan oleh orang yang tidak mampu, namun juga oleh orang yang mampu atau memiliki harta. 

Kembali lagi bahwa gaya hidup yang ditanamkan dalam sebuah keluarga, akan berpengaruh besar terhadap keterampilan mengatur  keuangan dalam hidup seseorang. Itu akan tercermin dalam kebiasaannya. Apabila suka berhutang, kemungkinan berhutang merupakan adiktif sebagai gaya hidup yang dia pilih, walaupun ada harta yang dimiliki. Oleh sebab itu, gaya hidup seperti apa? apa yang ingin dicapai?. Itu semua pilihan masing-masing. Tetapi sebagai seorang muslim tentunya kita kembalikan lagi kepada hukum-hukum Allah SWT yang memberi petunjuk kehidupan bersahaja dan hakiki.

Menurut Ust. Adi Hidayat dalam kanal youtubnya menyatakan bahwa, "Allah SWT sudah menjamin rizky seseorang, sepanjang digunakan sesuai kebutuhannya maka akan cukup. Ketika seseorang merasa kurang maka orang tersebut punya masalah yakni tidak merasa cukup. Hal tersebut karena ia mengejar satu beban yang sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhannya atau asas kecukupannya".

Dalil tentang hutang:

Karena Islam cukup konsen terhadap permasalahan hutang, maka ada beberapa dalil yang berkaitan dengan hal tersebut. Berikut ini adalah beberapa dalil yang Islam berikan terkait permasalahan hutang, yang perlu kita perhatikan.

  1. Jangan Meninggal dalam Keadaan Memiliki Hutang “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar(Rp48.000) atau satu dirham (Rp3.900), maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah)
  2. Jiwa Orang yang Berhutang Masih Menggantung. “Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi). 
  3. Tidak Berniat Membayar Hutang, Maka Dia Pencuri. Sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut: “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah)
  4. Dosa Hutang Tidak Terampuni Walau Mati Syahid. Disebutkan mengenai hal tersebut dalam hadits berikut, “Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim)
  5. Hutang adalah Suatu yang Memberatkan Hidup di Dunia dan Akhirat. Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak hutang akan mendatangkan kerugian di dunia.”
Jika harus berhutang

Jika harus berhutang, maka harus perhatikan hal-hal berikut ini jika akan melaksanakannya. Hutang memang tidak dilarang dalam Islam, namun harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini sebelum melakukannya.

  1. Keadaan yang Terpaksa. Hutang diperbolehkan jika memang dalam kondisi yang terpaksa. Terutama untuk kebutuhan mendesak atau kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan. Usahakan untuk tidak berhutang untuk kebutuhan konsumtif atau kebutuhan sekunder atau tersier. Pastikan dan hitung terlebih dahulu serta tentukan apakah kita benar-benar mampu membayarnya di kemudian hari, agar berhutang lebih rasional.
  2. Jika Harus Berhutang, Niatkanlah untuk Membayarnya. Jika harus berhutang, maka niatkanlah untuk segera membayarnya. Jangan sampai kita terjebak pada hutang dan menunda-nundanya sampai akhirnya ada godaan untuk tidak mau membayarnya. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits. Dari Abu hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang mengambil harta orang lain (berhutang) dengan tujuan untuk membayarnya (mengembalikannya), maka Allah SWT akan tunaikan untuknya. Dan barangsiapa yang mengambilnya untuk menghabiskannya (tidak melunasinya), maka Allah akan membinasakannya”. (HR Bukhari)
  3. Transaksi yang Tertulis. Usahakan dalam setiap transaksi hutang piutang maka harus ada saksi dan juga bukti tertulis. Hal ini agar tidak terdapat konflik atau permasalahan di waktu yang akan datang. Misalnya, tidak mengakui hutang, tidak merasa berhutang, atau hal-hal lain yang membuat hutang gagal bayar.
  4. Segera Lunasi Hutang. Rasulullah SAW bersabda: “Menunda (pembayaran) bagi orang yang mampu merupakan suatu kezaliman.” (HR Bukhari).

Untuk itu sebelum kita menjadi orang-orang yang dzalim, maka segera lunasi hutang kita. Apalagi jika kita memiliki kemampuan dan harta yang mumpuni untuk segera membayar hutang. Jangan tunda dan jangan biarkan hutang menumpuk dalam hidup kita.

Salam Sehat 
Salam Kesahajaan


Referensi
https://accounts.google.com/b/0/AddMailService
Accounts.google.com/b/0/AddMailService


Rabu, 01 September 2021

HAPPY IS EASY

 "BAHAGIA ITU SEDERHANA CUKUP SECANGKIR KOPI, ANDA  HADIR DENGAN KEBAHAGIAAN"
BAGI PENYUKA KOPI
"BAHAGIA ITU SEDERHANA, KETIKA KAMU HADIR DISAMPINGMU"
BAGI YANG MERASAKAN DAN SEDANG TIDAK DITINGGALKAN
👫

Banyak indeks standar kebahagiaan yang dibuat manusia untuk mengukur arti sebuah kebahagiaan dalam hidup kita. Tetapi semua ukuran tersebut tidak sama tingkat pencapaian ataupun tingkat kebahagiaan antara satu orang dengan lainnya. 

Lalu, apa ukuran capaian kebahagiaan hakiki untuk mencapai kehadiran kebahagiaan tersebut?

Surat Al-Hijr (15): ayat 28

وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰۤٮِٕكَةِ اِنِّىۡ خَالـِقٌۢ بَشَرًا مِّنۡ صَلۡصَالٍ مِّنۡ حَمَاٍ مَّسۡنُوۡنٍ‏
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sungguh, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk".

Surat Az-Zariyat (51): ayat 56

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Sebagai makluk Allah SWT, pasti meyakini bahwa kita diciptakan oleh sang Khalik dan bahwa Dialah yang paling tahu tentang karakter, seluk beluk, dan tahu apa yang dibutuhkan dari hasil penciptannya. Saat kita mengaku diri menjadi manusia, maka yang tahu kita merasakan sesuatu? apa yang kita perlukan? dan apa yang kita butuhkan hanya pencipta kita yang mengerti. Oleh sebab itu, kalau kita menginginkan sesuatu hal terkait pada kebutuhan kebahagiaan hidup. Maka, kita harus bertanya pada yang menciptakan kita!

Bagimana supaya  kita sampai ke alamat yang ingin kita tuju yaitu kebahagiaan tersebut?
Semakin kita dekat dengan alamat maka kita akan lebih dekat sampai tujuan. Apabila kita tidak tahu alamat yang ingin kita tuju, maka tidak mudah kita sampai tujuan. Begitu pula kebahagiaan. Ketika kita dekat dengan Allah SWT, pada saat dibacakan ayat-ayat-Nya kita akan merasakan kedekatan pada-Nya dan semakin terkait dengan ketawakalan(berserah diri) pada-Nya. Al-Quran bukan hanya dibacakan, tetapi lebih dari itu adalah firman Allah sebagai Hidayah (petunjuk kehidupan). Bagaimana meraih kebahagiaan kita di rumah, di kantor dan bersosial dengan cara lebih sederhana, yaitu dengan cara  melihat dan belajar Al-Quran. Indeks standar kebahagiaan hidup sebagai seorang muslim adalah Al-Quran dan bukan standar yang dibuat oleh manusia.

Muhasabah:
1.  Bersyukur apa yang kita miliki dan bukan yang tidak kita miliki.
2. Mengenal Tuhan dengan meningkatkan pengetahuan.
3. Berdoa dengan tulus pada waktu-waktu penerimaan doa.
4. Berbuat baik dengan niat ibadah pada Allah SWT.
5. Cari pengampunan dengan memperbaiki dosa dan kesalahan masa lalu.


Salam Bahagia
Salam Kesederhanaan 

Referensi

https://kalam.sindonews.com/ayat/28/15/al-hijr-ayat-28
https://tafsirweb.com/4178-quran-surat-al-hijr-ayat-28.html
https://news.detik.com/berita/d-5650736/bacaan-surat-az-zariyat-ayat-56-dan-maknanya
https://www.republika.co.id/berita/qjiqxi335/5-cara-mencapai-kebahagiaan-hidup-dalam-islam



AKM SEBAGAI SUPPORTING PEMBELAJARAN DI KELAS

PPT AKM silahkan download dari link berikut: https://docs.google.com/presentation/d/13r5kEj1kk5g-ljlmLS4blPQ2Tj_-n5na/edit?usp=sharing&o...