KELUARGA
Gambaran Keluarga bahagia adalah:
1. Keluarga sakinah (penuh ketenangan). Sakinah memiliki arti ketenangan, kedamaian, ketenteraman, dan keamanan. Untuk mencapai keluarga sakinah yaitu keluarga yang penuh kedamaian, pasangan suami istri harus bisa menjalani hidupnya sesuai dengan prinsip keimanan, saling menyayangi satu sama lain, menerima kekurangan masing-masing, dan saling melengkapi.
2. Keluarga mawaddah (saling mencintai). Secara Bahasa, mawaddah didefenisikan sebagai rasa cinta. Keluarga yang mawaddah berarti keluarga yang kehidupannya diliputi dengan cinta dan penuh harapan. Apabila suami-istri bisa saling mencintai, maka rumah tangganya akan terasa lebih indah, harmonis, dan langgeng. Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 21 yang artinya:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan jadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”
3. Keluarga yang rahmah (saling menyayangi dan dirahmati Allah SWT. Wa Rahmah merupakan kelanjutan dari mawaddah (cinta). Rahmah bisa didefinisikan sebagai kasih sayang. Kebahagiaan keluarga akan semakin lengkap bilamana seorang suami memberikan kasih sayang kepada istrinya, menghargai, tidak membentak-bentak, dan menafkahi secara ikhlas. Begitupun dengan seorang istri, ia juga harus memberikan cinta tulus kepada suami dan anak-anaknya. Serta tak melupakan menjalankan perintah agama dan mengamalkan Sunnah Rasulullah SAW agar kehidupan rumahtangga memperoleh rahmat dari Allah SWT.
Merupakan sunnatullah segala sesuatu diawali dari hal yang kecil. Tidak ada dalam sejarah sesuatu yang muncul besar tanpa diawali dari hal kecil. Begitu pula untuk membangun sebuah rumah, awalnya di dukung oleh pasir, batu, fondasi yang cukup. Demikian pula masyarakat, kekerabatan, dan negara dengan lingkungan yang baik, tidak mungkin terwujud apabila tidak ditata atau di awali dari keluarga yang baik.
Keluarga, menurut pandangan Islam, tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya suami, istri, dan anak. Tetapi lebih dari itu, keluarga memiliki fungsi dan peranan yang penting. Secara khusus Allah mengingatkan kepada kita dalam firman-Nya, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ..." (QS 66: 6).
Allah SWT juga menegaskan kerugian terbesar pada hari kiamat nanti adalah ketika kita kehilangan keluarga yang kita sayangi. Perhatikan firman Allah, yang artinya, "Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam keadaan tunduk karena hina, mereka melihat dengan pandangan yang lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata, 'Sesungguhnya orang-orang yang merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri dan keluarga mereka pada hari kiamat. Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu berada dalam azab yang kekal'" (QS 42: 45).
Karena itu, perbaikan keluarga menjadi keharusan, diantaranya:
1. dalam memperbaiki kualitas keluarga adalah dengan menanamkan nilai-nilai ketauhidan dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini pula yang dilakukan dan dicontohkan oleh para rasul dan nabi kepada keluarga, anak, dan istrinya.
"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub, 'Hai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam'" (QS 2: 132).
Demikian pula dengan apa yang dicontohkan Luqman kepada anaknya. "Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran, 'Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezaliman yang besar'" (QS 31: 13).
2. Menanamkan kebiasaan saling menasihati. Saling memberikan nasihat selain sebagai bagian dari hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya juga merupakan salah satu perilaku orang beriman (QS 90: 17, 103: 3).
Dengan membudayakan saling memberi nasihat, maka keluarga kita akan selalu terjaga dari kemaksiatan dan kemungkaran serta akan terbina hubungan yang harmonis dan sakinah.
3. Memperbanyak doa serta memohon kebaikan dan keberkahan dalam keluarga. Allah memberikan teladan melalui doa, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa" (QS 25: 74).
KEKERABATAN
Beberapa faktor pemicu yang disepakati oleh mayoritas responden dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa faktor permasalahan dalam kekerabatan, antara lain, tidak adanya rasa hormat, perbedaan prinsip, perkataan yang pedas dan menyakitkan, sikap meremehkan atau sering tidak dianggap, dan juga anggapan intervensi (suka ikut campur). Bila benih-benih tersebut tidak segera diobati, maka akan mengarah ke konflik yang lebih besar dan berkepanjangan, tak terkecuali dapat mengancam kelanggengan tali silaturahim.
Beberapa nasihat dan tips sederhana, tetapi cukup mengena sasaran agar dalam hidup dalam kekerabatan tercipta harmoni antara elemen yang satu dan lainnya.
(1) Saling berkasih sayang dan menebar kebaikan. Ingatlah, rahmat Allah SWT bersama orang-orang yang berbuat baik. “Sesungguhnya, rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS al-A'raf [7]: 56). Jika ingin rahmat Allah menghampiri, hendaknya kedua belah pihak saling berbagi kebaikan dan kasih sayang.
(2) “Sesungguhnya, mereka yang beriman dan beramal saleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.” (QS al-Kahfi [18]: 30).
(3) Jika tak ada ucapan terima kasih teruntai dari lisan mereka, biarlah amal Anda membekas di hati mereka. Sekalipun tak ada bekas di hati, ketahuilah kebaikan Anda tercatat sebagai amal saleh di akhirat. Seandainya kematian menjemput mereka lebih dulu daripada Anda, setidaknya Anda telah berbuat baik. Bila Anda meninggal terlebih dahulu, setidaknya anda telah berbuat baik.
*Salam Sehat dan Bahagia*
Referensi:
https://republika.co.id/berita/pzf02o320/ada-masalah-dengan-mertua-begini-nasihat-agama
https://www.sketsaonline.com/keluarga-dan-syariat-islam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar