Sabtu, 26 Desember 2020

KESEDERHANAAN ATAU WASHATIYAH

Budaya Hedonisme biasanya dikemas dalam balutan kesenangan, biasanya dikenal dengan 3F (fun, food, fashion). Contohnya cara berbelanja berlebihan hanya untuk memuaskan dirinya, berpakaian hijab karena trend, dan aktivitas lain berlebih-lebihan bukan  berdasarkan kebutuhan dan tujuan ibadah.

Walaupun saat ini hedonisme sudah menjadi budaya,  tetapi umat islam sebaiknya tidak perlu mengikuti arus seperti itu. Oleh sebab itu hidup harus terus seimbang berdasarkan syariat islam. Konsep pendidikan islam adalah menciptkan manusia yang taat kepada Tuhannya dan mampu mengembangkan diriya di dunia sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya. 

Begitu pula prinsip hidup washatiyah atau sederhana, kesederhanaan itu bukan hidup berarti akan terus kekurangan atau nrimo tetapi. Rasulullah SAW mengajarkan kepada kerabat dan keluarganya untuk hidup sederhana. Pola hidup sederhana dapat mendorong seseorang menjadi pribadi yang toleran dan menghargai nikmat-nikmat Allah SWT sekecil apapun. 

Pola hidup sederhana mengandung unsur kekuatan, ketabahan, pengendalian diri dalam menghadapi perjuangan hidup dengan segala kesulitan dan tantangannya. Hidup sederhana semacam ini akan dapat mengembangkan sikap tahu diri, tahu kemampuan, dan ketidak mampuannya dalam berhadapan dengan orang lain (Depag, RI, 2001 : 30).

Salah satu ajaran Islam dalam muhasabah untuk menuju sifat kesederhanaan adalah qona’ah, menurut Hamka dalam tasawuf modern membagi qonaah itu menjadi lima bagian : a). menerima dengan rela apa adanya. b). momohonkan kepada Tuhan tambahan yang pantas, dan berusaha. c) menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan. d) bertaqwa kepada Tuhan dan. e). tidak tertarik oleh tipu daya manusia (Abdul Fatah, 1999 : 66).


Referensi:

Nasir.(2020).file:///C:/Users/thoshiba/Downloads/501-Article%20Text-1775-1-10-20200408.pdf

https://republika.co.id/berita/q161da349/pola-hidup-sederhana-namun-seimbang

file:///C:/Users/thoshiba/Downloads/12-Article%20Text-14-1-10-20190131.pdf

file:///C:/Users/thoshiba/Downloads/12-Article%20Text-14-1-10-20190131%20(1).pdf



Minggu, 20 Desember 2020

SEKUFU ATAU KAFA'AH

Landasan perkawinan  di Indonesia tidak ditemukan konsep hukum kafa'ah atau sekufu. Undang-undang perkawinan pasal 2 ayat 1 nomor 1 tahun 1974, dinyatakan bahwa perkawinan akan sah apabila dilakukan sesuai dengan hukum agamanya masing-masing dan kepercayaannya itu. Secara tersirat dalam hukum perkawinan di Indonesia hanya di syaratkan mempelai laki-laki dan permpuan memiliki persamaan dalam agama atau kepercayaan yang dianutnya, dan tidak ditemukan konsep keseimbangan dalam hal status social, kekayaan, dan kemerdekaan.

Ada beberapa pendapat ulama yang berbeda tentang landasan sekufu atau kafa'ah dalam hukum perkawinan islam:
1. Imam Maliki:berpendapat kafa'ah dalam perkawinan adalah hanya masalah sifat istiqomah dalam berkeyakinan dan budi pekertinya. 
2. Imam Syafii: kafa'ah  perkawinan adalah dalam masaah nazab, status sosial, agama, dan merdeka
3. Imam Hambali: kafa'ah perkawinan adalah dalam masalah agama, ekonomi, mampu menafkahi, merdeka dan nasab.
4. Imam Hanafi: kafa'ah dalam perkawinan adalah menganggap sekufu apabila kakek dan ayahnya satu kesamaan dalam agama atau keyakinan.

Penjabaran tentang kafa'ah menurut islam:
1. segi agama:
Hadist Bukhari-Muslim: perempuan dinikahi karena empat hal diantaranya: kedudukannya, karena parasnya dan karena agamnya. maka pilihlah karena agamanya (keislamannya), kalau tidak demikian niscaya kamu akan merugi.
Qs. Sadjah (32) : ayat 18
Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang fasik? mereka tdak sama.
Kafa'ah dalam segi agama sangat dianjurkan dalam perkawinan, sesuai dengan anjuran dalam kitab dan Hadist tersebut.
2. Segi nasab atau keturunan
Pada unsur kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat bahwa nasab atau keturunan ditekankan kepada status sosial seperti kebangsawanan, namun konteks yang lain jika dipahami nasab disini adalah ditekankan pada keturunan yang baik.
3. Segi kemerdekaan 
Pada konteks lama, bahwa kemerdekaan adalah bebas dari perbudakan, tetapi dalam konteks  di Indonesia  tidak ada perbudakan.
4. Segi pekerjaan
Pekerjaan dalam hal ini adalah sarana prasarana yang dijadikan sebagai sumber penghasilan. atau disesuikan dengan adat istiadat pada domisili. menurut pendapat lain pekerjaan adalah kekayaan, karena logikanya tidak mungkin orang tanpa bekerja akan mendapat kekayaan.
5. Segi Kekayaan
Kekayaan adalah kemampuan untuk membayar mahar dan memenuhi nafkah.

Kafa'ah dalam perkawinan masih menjadi perdebatan panjang karena berbagai perbedaan pemahaman makna dari pengertian kaf'ah itu sendiri. misalnya: nasab yang semula kebangsawanan bergeser menjadi pendidikan, kebudayaan, kesukuan. Maal atau harta yang semula harta, menjadi kekayaan, stratifikasi sosial, pekerjaan dll.

Terjadinya pergeseran makna kafaah menurut :
1. Teori Stuctural-fungsional
Teori ini mengakui bahwa ada keanekaragaman dalam kehidupan sosial, dalam kondisi tertentu dibuatlah sistem inter-relasi agar menjadi seimbang dan serasi. Artinya bahwa keluarga adalah suatu sistem yang memiliki peran masing-masing. jika salah satu mengalami perbedaan maka akan menganggu stabilitas keharmonisannya.
2. Teori Pragmatisme
Teori ini lebih menekankan kepada tujuan menikah adalah untuk saling memahami, mengisi dan membuat perbedaan tersebut agar dapat beradaptasi dan saling memahami satu dengan yang lain dan saling toleransi serta saling menerima satu dengan yang lain.

Muhasabah:
Pengertian sekufu atau Kafa'ah dalam pernikahan islam dapat dimaknai berbeda-beda setiap individu dalam merencanakan ataupun yang telah berumah tangga. Permasalahan yang terjadi dalam merencanakan ataupun yang sudah terjadi dalam pernikahan dapat dimaknai berbeda-beda. Setiap individu dapat memilih, merencanakan, dan melakukan sesuai persepsi dan pemahamannya serta juga dapat mengambil pelajaran atau mendalami kembali dari beberapa tokoh-tokoh  islam. 
jangan lupa bahagia dan salam bahagia selalu.


Referensi
http://etheses.uin-malang.ac.id/7140/1/09870005.pdf
file:///C:/Users/thoshiba/Downloads/10632-19224-1-PB.pdf

Sabtu, 12 Desember 2020

STUDY ON THE WRITING ABILITY OF ELEMENTARY SCHOOL TEACHER TEST ITEMS

Sri Wuryanti1, Muhardis2

Pusat Asesmen dan Pembelajaran, Balitbang dan Perbukuan,

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

sriwuryanti03@gmail.com 

Abstract. The purpose of this study was to obtain information about the ability of elementary school teachers in constructing test items at midterm costs. This study uses a qualitative type that describes empirical reality using a descriptive approach. This study also uses a literature study, with documents to find some field data that occurs in the form of questions on several subjects. Meanwhile, the descriptive method is finding facts with the right interpretation, namely understanding the concept of the material, the ability to use the rules of the question. Meanwhile, the data analysis used is by (1) the justification of subject matter experts in interpreting the feasibility of the test questions, (2) theoretically and empirically, the questions have met the standard rules of question affairs. These findings occurred during the COVID-19 pandemic. Thus, the assessment using offline and bold was found, (1) biased item tests, (2) lack of understanding under the rules of the question. Meanwhile, some of the test questions that were found to have problems were Indonesian, Natural Science, Character, and Boy Scouts. There were 13 items found, for 4 questions had material concept errors and 9 test questions had errors in the rules.

Keywords: test, understanding of concepts, rules of questions, subjects, assessment.

 


 

Rabu, 09 Desember 2020

Confusion

Al-Quran

 Qs. Fushshilat: 30

“ Sesungguhnya orang-orang yang berkata” Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka. Maka malaikat-malaikat turun kepada mereka dengan berkata janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”.

Qs. Al-Insyirah: 5-6

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”.

Qs. Ali-Imran: 140

”Allah yang menciptakan kebahagian dan kesedihan agar manusia menyadari nikmatnya kebahagian, sehingga ia bersyukur dan berbagi. Dan sempitnya kesedihan diciptakan agar ia tunduk bersimpuh dihadapan Tuhan yang maha Rahmat dan mengasihi, serta tidak menyombongkan diri, Hinggalah ia mengadu harap di hadapan Allah. Merendah merengek dihadapan Allah. Bersimpuh pasrah kepada Tuhan yang maha penyayang.

Qs. Yusuf: 86

“Sesungguhnya hanya kepada aku mengadukan penderitan dan kesedihanku”.

Qs. Ibrahim: 21

“.......Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh atau sabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”. 

Qs. Al Baqarah: 286

“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuan (orang tersebut)”.

QS. Ali Imran: 154

“Katakanlah sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati itu juga ke tempat mereka terbunuh. Dan Allah berbuat demikian untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui Isi Hati”. 

HR. Tirmidzi

“Bagaimana yang merasa bergembira karena amal kebaikannya dan sedih karena amal keburukannya, maka ia adalah seorang yang beriman” 

HR. Bukhari & Muslim.

“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari gundah gulana dan rasa sedih”


Pengertian Qolbu:

Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa konsep dan fungsi hati tidaklah sama seperti yang difahami oleh orang secara umum yang menganggap hati hanyalah sebagai alat yang mengumpulkan segala jenis perasaan. Konsep hati menurut beliau adalah lebih berbentuk kerohanian yang mana hati adalah unsur yang bersifat ketuhanan (rabbaniyyah), bertujuan kepada ilmu dan berbolak-balik sifatnya. 

Menurut Hilmi (2016) Manusia terdiri dari 3 unsur yaitu; jasmani, rohani dan nafsani (kejiwaan). Jasmani atau bentuk fisikal manusia terdiri dari anggota badan yang zahir yang boleh dilihat dengan mata kasar, melalui proses perkembangan yang boleh diukur, mampu bergerak dan digerakkan serta bersifat material. Unsur rohani pula mempunyai ciri yang bertentangan dengan jasmani. Ia bersifat abstrak, multi dimensi yaitu tidak dibatasi ruang dan waktu dan menjadi penggerak utama kepada jasad manusia. Unsur ketiga disebut sebagai nafsani adalah satu unsur yang menjadi penghubung di antara jasmani dan rohani manusia. Unsur nafsani terbahagi kepada tiga bagian yaitu al-aql (akal), al-qalb (hati) dan al-nafs (nafsu). Di antara ketiga-tiga elemen nafsani ini, hati (al-qalb) bertanggungjawab dalam menolong, mengawal dan mengendali struktur dan elemen jiwa yang lain


Musuh hati dan ruang-ruang masuknya musuh ke dalam hati:

Sesungguhnya hati itu seperti benteng yang menghalangi anasir negatif masuknya ke dalam diri manusia. Anasir negatif inilah yang menjadi musuh kepada hati dan menurut al-Ghazali, musuh hati adalah syaitan (al-Ghazali 1998). Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah YaaSin: 60 yang bermaksud: ‘Bukankah Aku telah memerintahkan kepada kamu, hai anak-anak Adam, bahawa janganlah kamu memuja syaitan?’. Antara ruang-ruang yang dimaksudkan al-Ghazali adalah sifat manusia itu sendiri antaralain: 

1. Marah dan nafsu syahwat

2. Dengki dan rakus

3. Kenyang dari makan

4. Terburu-buru

5. Cinta dunia dan materi

6. Takut kepada  kemiskinan

7. Fanatik Mazhab dan memandang hina kepada lawan

8. Mengajak berpikir tentang dzat Allah dan perkara-perkara diluar batas akal manusia

9. Berburuk sangka sesama muslim


Sifat Hati dan Pembagiannya:

Berbicara tentang bolak-baliknya hati, al-Ghazali (1998) membagi hati kepada tiga jenis: 

1. Hati yang bersih yaitu hati yang dibangun dengan keimanan dan ketaqwaan yang kuat dan penuh dengan akhlak yang terpuji.  Jenis ini setelah mencapai tahap cemerlang dan bersih dari kebinasaan, maka akan melahirkan rasa syukur, sabar, takut (khauf), ridha, tawakkal dan sebagainya. Hati inilah yang dihadapkan Allah seperti dalam firmannya dalam Surah ar-Ra’d: 28 yang bermaksud: ‘Ketahuilah, bahwa hanya dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang.

2. Hati yang kotor yaitu hati yang terisi dengan hawa nafsu, penuh dengan akhlak yang tercela dan mudah untuk dimasuki syaitan. Hati ini penuh dengan godaan syaitan dan hawa nafsu. Segala tindakan yang terzahir dalam diri manusia, adalah terlihat dari tunduknya hati kepada hawa nafsu. Hati ini tidak mengenali Tuhannya dan tidak pernah mau menyembahNya. Hati seperti ini terdapat dalam firmanNya dalam Surah al-Furqan: 43-44 yang bermaksud: ‘Tiadakah engkau perhatikan orang yang mengambil kemauan nafsunya menjadi tuhannya? Engkaukah yang menjadi penjaganya? Atau apakah engkau mengira bahawa kebanyakan mereka mendengar atau mengerti? Tidak! Mereka adalah sebagai binatang ternak bahkan lagi sesat lagi jalannya.

3. Hati yang sentiasa berbolak-balik diantara kebaikan dan kejahatan. Hati ini terkadang menjadi hati yang bersih yang cenderung kepada cinta Allah, keimanan, keikhlasan dan tawakal kepada-Nya yang mana akhirnya ia memberi ketengan dan kebahagiaan kepada hati. Namun, pada masa lain menjadi hati yang kotor yang cenderung terhadap cinta kepada nafsu, keinginan, dengki, bangga diri dan membuat kerusakan di muka bumi yang mana ia menyebabkan kehancuran dan kebinasaan.


Muhasabah:

Hati mudah untuk diserang musuh yaitu syaitan sekiranya manusia yang membuka ruang kepada syaitan untuk masuk ke dalamnya. Untuk, hati agar melawan masuknya syaitan, perlunya melakukan dzikir (mengingati Allah), istighfar dan taubat. Hati itu secara fitrahnya bersifat berbolak-balik. Namun, untuk menetapkan hati itu pada kebaikan, manusia harus memilih untuk mendekatkan diri pada akhirat selanjutnya dapat merasakan ketenangan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.


Reference:

https://media.neliti.com/media/publications/256988-teori-kompensasi-emosi-f53692aa.

pdfolbu







Kamis, 03 Desember 2020

Sustenance

 Al-Quran
Qs. Surat: Ar-Rum: 40
“Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah diantara yang kamu sekutukan dengan Allah itu dapat berbuat demikian? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutuan.

Qs. Ibrahim: 34
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluan) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkarinya (nikmat Allah).” 

Qs. Al-Hajj: 50)
“Maka orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.” 

Qs. Al-Mulk: 15
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya.” 

Pengertian Rizky
Lafazd dalam Al-Qur'an
Adalah (1) Lafadz rezeki bermakna pemberian, sebagaimana terdapat dalam surat al-Baqaroh: 3, (2) Lafadz rezeki bermakna makanan, sebagaimana terdapat dalam satu surat yaitu surat al-Baqarah: 25, (3) Lafadz rezeki bermakna hujan, sebagaimana terdapat dalam dua surat pertama surat ad dzariat: 22, (4) Lafadz rezeki bermakna nafkah, sebagaimana terdapat dalam surat  Al-Baqarah:3, (5) Lafadz rezeki bermakna pahala, sebagaimana terdapat dalam surat Ali Imron: 169, (6) Lafadz rezeki bermakna surga, sebagaimana terdapat dalam surat Tohaa: 131, (7) Lafadz rezeki bermakna syukur, sebagaimana terdapat dalam surat Al-Waqiyah: 82, dan (8) Lafadz rezeki bermakna buah-buahan, sebagaimana terdapat dalam :Ali-Imron: 37.

Macam-macam Rizky
Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab Minhajul Abidin:
(1) Rizky almadhmun yakni rizky yang dijamin Allah SWT. Seperti makanan-makanan dan sesuatu yang membuat tubuh tetap tegak dan kuat, dan bukan dari sebab-sebab yang lain.
(2)  Rizky almaqsum yakni rizky yang telah dibagikan Allah SWT dan telah Dia tulis di lauh mahfudz bagi setiap hamba-Nya. Mulai dari apa yang dia makan, dia minum, sampai dengan pakaian yang dikenakan. setiap perkara telah ditentukan kadar dan waktunya, tidak lebih dan tidak pula kurang, tidak dimajukan dan tidak dimundurkan dari apa yang telah dituliskan.
(3)  Rizky al mamluk. Yaitu rizky yang dimiliki oleh hamba dari setiap harta dunia sesuai dengan kadar yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Allah membagikan kepada hamba harta itu untuk dimilikinya, tetapi hakekatnya harta itu adalah rizky yang berasal dari Allah SWT. 
(4) Rizky yang keempat yakni  rizky almauud. Yakni  rizky yang Allah SWT janjikan kepada hamba-hambanya yang bertakwa dengan syarat ketakwaan. Macam  rizky ini diberikan melalui cara yang halal dengan tanpa bersusah payah.

Sifat-sifat Rizky
(1) Rizky yang Halal dan baik adalah apa-apa yang tidak disebutkan pengharamannya dalam al-Quran dan sunnah.
(2) Rizky yang Hasan adalah rizky yang  di dalam al-Quran diungkapkan untuk banyak makna, salah satu penggunaannya untuk menjelaskan kenabian dan hikmah, sebagaimana kisah Nabi Syuaib ketika mendebat kaumnya dalam surat Hud ayat ke 88.
(3) Rizky yang Karim dan mulia: adalah rizky yang mulia apa- apa yang Allah siapkan bagi orang-orang yang beriman dari tambahan makanan, minuman dan hidup yang tenang dan itulah rezeki yang langgeng disertai pemuliaan dan pengagungan. berwujud: rasa aman dari rasa takut, luasnya rezeki, dan badan yang sehat.
(4) Rizky yang dari arah yang tidak disangka-sangka adalah rizky yang tidak disangka- sangka dengan sebutan al-Rizqu Bighoiri Hisab baik di dunia ataupun diakhirat.

TIPS
(1)  Banyak istiqfar
Mohonlah ampun ke pada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh:10-12).
(2) Meningkatkan ketaqwaan
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS At-Thalaq: 2-3).Ketiga, gemar menyambung tali silaturahim. “Barangsiapa yang ingin dila pangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR Bukhari dan Muslim).
(3) Gemar silaturahmi
“Barangsiapa yang ingin dila pangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR Bukhari dan Muslim).
(4) Gemar mendermakan harta
“Sesungguhnya Tuhanku me lapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaikbaiknya.” (QS Saba: 39).
(5) Membiasakan ibadah dengan benar
”Sesungguhnya Allah berfirman, ”Wahai anak Adam, sibukkanlah untuk beribadah kepada-Ku, niscara akan Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku tutup kefakiranmu. Jika tidak kamu lakukan niscaya akan Aku penuhi pada kedua tanganmu kesibukan dan ti dak Aku tutup kefakiranmu.” (HR Ahmad).
(6) Menunaikan ibadah haji dan umrah
”Lakukanlah haji dan umrah, karena keduanya akan menghapus kefakiran dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat besi, emas, dan perak.” (HR Ahmad).
(7) Hijrah di jalan Allah SWT
”Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS An-Nisa’ : 100).
(8) Tawakal kepada Allah
”Seandainya kalian mau bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar nya, pasti Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rezeki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad dan Tirmidzi). 
(9) Menafkahi penuntut ilmu
”Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah SAW. Salah seorang menuntut ilmu pada majelis Rasulullah SAW, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah SAW (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu). Maka Nabi SAW bersabda, ”Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR Tirmidzi).   

Sedekah
(1) Sayyid Sabiq dalam kitabnya yang berjudul Fiqh Sunnah menyebutkan orang yang paling layak menerima sedekah ialah anak-anaknya, keluarga dan kaum kerabatnya. Tidak diperbolehkan sedekah kepada orang lain jika orang tersebut memerlukan untuk nafkah hidup dirinya dan keluarganya.
(2) Dijelaskan dari hadits riwayat Ahmad dan Muslim, Rasulullah bersabda: “Jika salah seorang di antara kamu miskin, hendaklah dimulai dengan dirinya. Dan jika dalam itu ada kelebihan, barulah diberikannya buat keluarganya. Lalu bila ada kelebihan lagi, maka buat kaum kerabatnya” atau sabdanya “buat yang ada hubungan kekeluargaan dengannya. Kemudian bila masih ada kelebihan, barulah untuk ini dan itu”
(3) Hadits lain mengatakan, akan mendapatkan dosa besar jika seseorang tersebut menyia-nyiakan tanggungannya. Riwayat Muslim dan Abu Daud, Rasulullah bersabda: “Cukup besarlah dosa seseorang jika ia menyia-nyiakan tanggungannya.”


Reference
https://umroh.com/blog/pengertian-rezeki-dalamislam/
https://stitmkendal.ac.id/docs/jurnal/konsep_rezeki_dalam_alquran_0.pdf
https://kabarbanten.pikiran-rakyat.com/syiar/pr-59915382/optimis-kala-hidup-sulit-ada-empat-macam-rezeki-menurut-al-ghazali?https://stitmkendal.ac.id/docs/jurnal/konsep_rezeki_dalam_alquran_0.pdf
https://draft.blogger.com/blog/post/edit/1352590089087586086/4918222244586996936
https://draft.blogger.com/blog/post/edit/1352590089087586086/4918222244586996936
https://republika.co.id/berita/q3rdjq320/9-amalan-dalam-islam-untuk-mendapatkan-rezeki-dengan-mudah
https://draft.blogger.com/blog/post/edit/1352590089087586086/4918222244586996936








AKM SEBAGAI SUPPORTING PEMBELAJARAN DI KELAS

PPT AKM silahkan download dari link berikut: https://docs.google.com/presentation/d/13r5kEj1kk5g-ljlmLS4blPQ2Tj_-n5na/edit?usp=sharing&o...