Selasa, 08 Juni 2021

ALLAHU AKBAR

...muhasabah diri...

"Allahu Akbar" diucapkan oleh seorang insan yang meyakini Tauhid. Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah yang menyadari betul keagungan makna kalimat tersebut. Diantara, 99 Nama-nama yang indah (asmaul husna), adalah al-Kabiir dan al-Mutakabbir. Artinya masing-masing Dzat Yang Maha Besar dan Dzat Yang Maha Memiliki Keagungan.

Umat Islam di seluruh penjuru dunia amatlah akrab dengan kalimat tersebut. Setiap hari, azdan dan shalat mengandung ujaran "Allahu Akbar". Minimal, 94 kali setiap Muslim mengucapkan "Allahu Akbar" kala melakukan takbiratul ihram di shalat lima waktu. Ucapan itu juga merupakan untaian dzikir yang amat dianjurkan.


Nilai yang terkandung dalam kalimat "Allahu Akbar" diantaranya:

1. Mendorong untuk selalu beribadah kepada Allah SWT yang maha besar

“Demikianlah (kebesaran Allah) karena Allah Dialah (Tuhan) Yang benar. Dan apa saja yang mereka sembah selain Dia, itulah yang batil. Sungguh Allah, Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar”. QS. Al-Hajj (22): 62.

Kegiatan amal itu ada macam-macamnya, tapi jika dikelompokkan berdasarkan niat maka menjadi dua. Ada yang karena Allah SWT dan Rasu-Nyal dan ada yang ditambah dengan tujuan lainnya.


2. Mengagungkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya

“Demikianlah (perintah Allah). Dan, barangsiapa, mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati”. QS. AL-Hajj (22): 32.

"Alif laam miim. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah : 1-2).

Allah akan membalas hal yang lebih baik dari yang dilakukan oleh hamba-Nya. Apapun yang diperintahkan oleh Allah akan mendapatkan manfaat cepat maupun lambat. Begitupun sebaliknya, larangan Allah yang dikerjakan manusia akan mendapatkan ganjarannya cepat maupun lambat.


3. Tidak melampaui batas

Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Sifat melampui batas itu selendang-Ku, dan keagungan itu pakaian-Ku. Barangsiapa yang menyaingiku dalam salah satu dari dua sifat tersebut, maka Aku akan campakkan dia ke dalam neraka”. HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dan dinilai sahih oleh al-Albany.

“Kemudian bila kalian telah menunaikan manasik (haji) kalian, maka kalian mengingatlah Allah….” [QS. Al Baqarah (2) : 200]

“Bila bapak-bapak kamu, anak-anak kamu, saudara-saudara kamu, isteri-isteri kamu, karib kerabat kamu, harta-harta yang kamu usahakan dan perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya serta tempat-tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta dari jihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan urusan-Nya. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang Fasiq (orang yang berbuat durhaka, melanggar janji, serta keluar dari jalan hidayah, rahmat, dan ampunan-Nya) (.” [QS. At Taubah (9) : 24].

“Wahai anakku! Sesungguhnya aku Ketika ini terjadi, jangan sampai kita memiliki niat untuk melebih-lebihkan atau membaguskan amal dengan tujuan dilihat orang lain. Jika kita dengan sengaja membaguskan amal di depan orang lain, lalu kembali biasa saja ketika sedang sendiri, bisa jadi kita telah terkena godaan untuk riya. Untuk menjaga agar tetap ikhlas beribadah, usahakan selalu meningkatkan kualitas amal di manapun kita berada. Ada atau tanpa dilihat orang lain. Luruskan niat hanya untuk meraih ridha Allah SWT. bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu !” Dia (Ismail) menjawab: “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” [ QS. Ash Shaffat (37) : 102].

Hakikat Allahu Akbar. Pada waktu shalat itulah, umat islam memenuhi rumah-rumah Allah SWT, menghentakkan takbir dari hati terdalam dengan khusyuk dan ikhlas. Dengan takbir juga, umat Muslim bisa paham, jika sholat adalah sebenar-benarnya tiang agama. Maka dengan takbir, manusia dapat kembali mengingat pembagian waktu sholat dan kegiatan duniawi. Bukan hanya mengingatkan waktu shalat, tapi juga terkait segala hal di dunia yang menyibukkan manusia. Senantiasa ingat, jika Allah, lebih besar dari segalanya. Apa pun yang kita lakukan dan pelajari, tak akan pernah lebih besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Segala upaya dan kerja keras, akan sia-sia jika kita melupakan Sang Pencipta yang Maha Besar dan Agung. Kekuatan fisik, pemikiran yang baik, dari mana lagi asalnya jika bukan dari Allah SWT. 


Referensi

https://www.republika.co.id/berita/psc8j2458/ihwal-terjemahan-kalimat-takbir-allahu-akbar

http://digilib.uin-suka.ac.id/17666/1/Takbir%20Dalam%20Kehidupan%20Seorang%20Muslim%20tulus%20mustofa.pdf

https://news.detik.com/berita/d-5243442/halangan-dalam-mencapai-kesempurnaan-ibadah

https://www.google.com/search?q=fasik+artinya+dalam+islam&oq=fasiq+artinya&aqs=chrome.2.69i57j0i10i433j0i10l7j0i10i22i30.6913j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKM SEBAGAI SUPPORTING PEMBELAJARAN DI KELAS

PPT AKM silahkan download dari link berikut: https://docs.google.com/presentation/d/13r5kEj1kk5g-ljlmLS4blPQ2Tj_-n5na/edit?usp=sharing&o...