Tanda-tanda Dan Gejala Kekerasan Verbal
Dilihat dari perspektif penerima kekerasan verbal, yang disebut tanda-tanda kekerasan verbal adalah apa yang kita amati terhadap si pelaku, termasuk sikap dan perbuatan pelaku yang mempengaruhi emosi dan cara berpikir orang yang menerima perlakuan tersebut. Sementara gejala kekerasan verbal adalah apa yang terjadi pada penerima. Kadang gejala ini hanya penerimanya lah yang merasakan, tanpa terlihat oleh orang lain.
Tanda-tanda Kekerasan Verbal
Selain contoh luapan amarah ekstrim yang tertulis di awal artikel ini, tanda-tanda kekerasan verbal telah terjadi bila:
- Pelaku mengeluarkan perkataan yang merendahkan penerima atau salah satu identitas si penerima (misalnya agamanya, etnisnya, pekerjaannya dan lain-lain)
- Pelaku membuat komentar negatif, mengejek atau menghina pemikiran, sikap dan keyakinan penerima
- Pelaku membahas dengan panjang lebar hal yang tidak disukai penerima hingga akhirnya si penerima menyerah semata agar tidak mendengar komentar sinis dari pelaku.
- Pelaku mengeluarkan kata-kata yang mengandung ancaman.
- Pelaku melarang penerima meninggalkan ruangan saat pelaku mengomel atau meluapkan amarahnya
- Pelaku secara fisik menyudutkan penerima, misalnya membuat penerima terduduk, atau mepet ke dinding, sehingga tidak bisa beranjak saat pelaku mengeluarkan omelan.
Gejala (Seseorang Telah Menerima) Kekerasan Verbal
Banyak orang tidak menyadari dirinya telah menjadi sasaran kekerasan verbal. Sebagian orang bahkan menganggap lumrah bila salah satu pihak mengomeli. Perlu waspada bila Anda:
- Merasa gugup, cemas atau deg-degan bila pembicaraan mulai mengarah pada topik tertentu yang bisa memicu amarah.
- Merasa tersinggung bila mulai bicara dengan nada tinggi dan/atau menggunakan kata-kata kasar dan makian.
- Merasa tidak berdaya dan memilih diam karena menjawab amarah justru akan membuatnya lebih meledak-ledaK.
- Merasa tidak tahan dan ingin berlari meninggalkan ruangan bila mana mulai mengeluarkan kata-kata tertentu.
- Merasa tidak dimengerti atau disalahartikan dalam berkomunikasi dengan pasangan.
- Mulai meragukan kewarasan atau tingkat intelegensi diri sendiri.
Akibat Kekerasan Verbal
Bila seseorang menerima kekerasan verbal berulang kali dalam jangka waktu yang lama, beragam akibat bisa terjadi. Merasa tertekan (depressed) dan gelisah (anxious) adalah akibat yang paling umum. Selain itu penerima kekerasan verbal bisa:
- Memiliki rasa percaya diri yang rendah, meragukan dirinya sendiri
- Merasa ada yang salah dengan dirinya
- Meragukan kemampuannya berkomunikasi
- Kerap menyalahkan diri sendiri
- Kehilangan spontanitas dan antusiasme dalam menjalani hubungan
- Sulit membuat keputusan
- Memiliki keyakinan semu, misalnya “Nanti dia akan berubah kok,” atau “Dia akan lebih baik setelah kita punya anak,” atau “Dia akan lebih baik kalau sudah dapat kerjaan tetap,”
Cara keluar dari abusive:1. Kenali perlakuannya: Abuser emosional bertujuan untuk meruntuhkan harga diri Anda dan memaksa Anda untuk merasa bergantung pada mereka. Tegaskan bahwa Anda terbuka untuk mendengar kekhawatiran tentang tindakan Anda dan bagaimana mereka mempengaruhi dirinya, tapi tidak akan lagi terlibat dalam percakapan yang menyerang siapa Anda sebagai pribadi.2. Berdamai dengan diri anda: Anda harus menghilangkan rasa kebencian terhadap diri sendiri. Tidak apa bagi Anda untuk melihat kelemahan Anda, tapi jangan mengkritik diri sendiri atas apa yang membuat diri Anda. Setiap orang memiliki ketidaksempurnaan dan tidak ada yang sempurna. Jangan mencoba untuk menjadi dan tidak memberikan tekanan yang tidak semestinya pada diri sendiri untuk menjadi seseorang yang Anda tidak. Jujur dengan diri Anda sendiri dan rangkul diri Anda. Hal ini perlu untuk dilakukan sebelum Anda mulai untuk mengatasi emosi yang tertekan, seperti perasaan malu, takut, dan marah.3. Buat rencana keselamatan: Perilaku seseorang yang abusive tidak terduga dan Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan harus menjauh dari mereka. Memikirkan rencana keselamatan selama saat-saat damai akan membantu Anda untuk berpikir lebih cepat dan jelas pada saat-saat bahaya. Temukan cara untuk berhubungan kembali dengan orang-orang lain yang mendukung dan mencintai Anda untuk persis siapa Anda. Isolasi adalah teman terbaik pelaku. Ketika Anda terisolasi dari orang lain, Anda kehilangan pegangan hidup yang paling berharga yang dapat Anda miliki — gagasan dan pandangan hidup dari orang lain selain pelaku. Dampak dari perilaku kasar dan kekejamannya akan dapat meningkat oleh hanya mendengar pendapat dari abusive, sehingga baik untuk tetap juga hubungan dengan dunia luar rumah.
4. Cinta menghargai siapa anda, dan tidak menyeret dalam kesengsaraan. Anda berhak memiliki hubungan romantis yang kuat dan penuh kasih sayang.
----Semoga Bermanfaat---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar