Kamis, 25 Maret 2021

KEKUATAN DOA

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada Tuhan yang lain? Amat sedikitlah kamu mengingatNya?” 
(Qs An-Naml: 62)

"Dan Tuhanmu berkata, 'berdoalah kepada-Ku niscaya akan Kupenuhi permintaanmu'.
(QS al-Ghafir ayat 60)

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
 (QS. Al Baqarah: 186)

Salah satu adab berdoa diterangkan dalam Al-Qur'an: "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS Al-A'raf: 55-56).

Betapa dahsyatnya kekuatan sebuah doa. Banyak kesusahan diangkat, penyakit disembuhkan, kesuksesan diraih, dan berbagai prahara kehidupan dapat diselesaikan dengan doa dan pertolongan Allah Ta’ala. Sesuatu yang sepertinya mustahil terjadi bisa menjadi kenyataan indah karena kekuatan sebuah doa yang diucapkan dengan ikhlas kepada Allah Ta’ala, dengan kesabaran yang disertai  keimanan yang mantap hanya fokus pada pertolongan Allah Ta’ala.

Doa adalah senjata orang mukmin dalam segala keadaan dan suasana, tatkala bahagia bersyukur  dengan banyak memuji kepada Allah Ta’ala. Dalam keadaan berduka seorang hamba harus mohon kekuatan dan keteguhan hati agar Allah Ta’ala menjadikannya kuat dan tegar. Begitulah doa dengan izin Allah Ta’ala, akan selalu memotivasi kita untuk optimis menjalani kehidupan, membuat semangat menatap masa depan dan menjauhkan dari berbagai bisikan-bisikan setan yang melemahkan iman.

Doa itu senjata dan kekuatan orang beriman (HR al-Hakim dari Ali bin Abi Thalib). Ibnu Qayyim mengatakan, 'Jika perisai doamu lebih kuat dari musibah maka ini akan menolaknya, tetapi jika musibah lebih kuat dari perisai doamu, maka ia akan menimpamu, namun doa itu sedikitnya tetap akan mengurangi efeknya. Dan jika perisai doamu seimbang dengan kekuatan musibah, maka keduanya akan bertarung.'

“Tak ada gunanya waspada menghadapi takdir, namun doa bermanfaat menghadapi takdir sebelum dan sesudah ia turun dan sesungguhnya ketika musibah itu ditakdirkan turun dari langit maka ia akan segera disambut oleh doa di bumi lalu keduanya bertarung sampai hari kiamat. “(HR Ahmad, al-Hakim dan Thabarani).

“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479)

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18).

Menurut Syekh Al Islam Abu Al Abbas Ibnu Thaimiyah yang dikutip oleh DR.’Aidh bin Abdullah Al Qarni dalam bukunya yang berjudul The Way of Alqur’an menyatakan : “ Ibadah dapat membentengi hati dari sombong,sedangkan meminta pertolongan dapat menghapuskan sifat riya dari lubuk hati “. Dari pendapat tersebut di atas nampak dan jelas betapa eratnya hubungan ibadah dengan do’a karena satu sama lain akan saling menguatkan dan seakan tidak terpisahkan. Ibadah yang semakin membaik akan membuahkan out put sikap dan prilaku seseorang. Sebab jika shalat ditegakan, maka berarti dia senantiasa menjadikan shalat itu benteng dan rambu-rambu dalam kehidupannya. Berbeda jika shalat hanya dikerjakan, maka tidak ada motivasi untuk menjadikan shalat itu benteng kehidupan karena itu tidak sedikit orang rajin shalat, tetapi perbuatan maksiatpun rajin juga dikerjakan, lantaran shalat yang dilakukannya baru sebatas mengerjakan belum menegakkan shalat.

Waktu-waktu Ijabah dalam berdoa

1. Sepertiga malam

“Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir di setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Siapa saja yang berdoa kepada-Ku akan Kukabulkan, siapa saja yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberi, siapa saja yang memohon ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Usai shalat 5 waktu

“Ya Rasulullah, doa manakah yang didengar Allah?” Beliau menjawab, “(Doa pada) akhir malam dan setelah sholat maktubah (sholat wajib)” (HR. Tirmidzi; hasan)

3. Antara Adzan dan iqomat

“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ahmad; shahih)

4. Saat sujud dalam shalat

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim)

5. Hari Jumat

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: “Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa di waktu itu, pasti diberikan apa yang ia minta.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Ketika adzan berkumandang dan ketika turun hujan

“Dua doa yang tidak tertolak, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR. Hakim; shahih)

7. Ketika buka puasa

“Sesungguhnya do’a orang yang berpuasa ketika berbuka tidaklah tertolak.” (HR. Ibnu Majah; hasan)


Berdoa di dalam shalat :

1. Setelah takbiratul ihram dan sebelum mulai membaca surat Al Fatihah yang dinamakan dengan doa istiftah.

Dari Abu Hurairah berkata: “Bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- jika memulai shalatnya beliau diam sejenak.

2. Doa qunut dalam shalat witir

Dari Hasan bin Ali berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengajariku beberapa kalimat yang dibaca pada saat shalat witir:“Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana Engkau telah memberikan petunjuk kepada seseorang yang telah mendapatkan petunjuk-M, berikanlah aku kondisi sehat sebagaimana Engkau telah memberikan kesehatan kepada seseorang yang telah Engkau berikan kesehatan, jagalah urusanku sebagaimana Engkau telah menjaga seseorang yang telah Engkau jaga, jauhkan dariku keburukan dari apa yang telah Engkau putuskan, karena Engkau yang Maha Memutuskan bukan yang diputuskan, bahwa tidaklah hina seseorang yang dekat dengan-Mu, dan tidaklah mulia seseorang yang Engkau musuhi, Engkau Maha Pemberi berkah, Ya Allah dan Maha Tinggi”. (HR. Tirmidzi: 464, Nasa’i: 1745, Abu Daud: 1425 dan Ibnu Majah: 1178, hadits ini dihasankan oleh Tirmidzi dan yang lainnya dan dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Abu Daud.

3. Doa setelah berdiri dari ruku’ pada saat terjadi kejadian dan musibah secara masal, yang disebut dengan qunut nawazil

Hal itu berlaku secara umum pada semua shalat wajib dengan berdoa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan serta diamini oleh mereka yang shalat di belakangnya. 

4. Pada saat ruku’

Bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- beliau bersabda:“Maha Suci Allah, Tuhan kami, dan dengan segala puji bagi-Mu, Ya Allah ampunilah aku”. (HR. Bukhori: 761 dan Muslim: 484 dari hadits Aisyah)

5. Dalam keadaan bersujud

Yang merupakan sebaik-baik kondisi untuk berdoa, berdasarkan sebuah hadits:“Sedekat-dekatnya seseorang di antara kalian dengan Tuhannya adalah dalam kondisi sujud, maka perbanyaklah untuk berdoa”. (HR. Muslim: 482 dari hadits Abu Hurairah)

6. Di antara dua sujud dengan mengucapkan:

“Ya Allah, ampunilah (dosa) ku, kasihanilah aku, cukupilah kebutuhanku, berilah aku petunjuk dan berilah aku rizeki”. (HR. Tirmidzi: 284 dan Ibnu Majah: 898 dari hadits Ibnu Abbas dan di sana ada beberapa doa lain dan dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Tirmidzi)

7. Setelah tasyahhud dan sebelum salam

Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:“Jika salah seorang dari kalian selesai membaca tasyahhud akhir maka berlindunglah dari 4 hal dengan berdoa: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam dan dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah al masih Dajjal”. (HR. Bukhori: 1311 dan Muslim: 588, ini redaksi dari beliau dari hadits Abu Hurairah)


Referensi:

https://muslimah.or.id/10448-kekuatan-sebuah-doa.html

https://www.republika.co.id/berita/q0zg3c320/kekuatan-di-balik-doa-syariat-agama-yang-dicontohkan-rasul

https://mantrasukabumi.pikiran-rakyat.com/khazanah/pr-20364871/dahsyatnya-kekuatan-doa-dan-ikhtiar-simak-penjelasannya?page=2

https://bengkulu.kemenag.go.id/artikel/8648-doa-mempunyai-kekuatan-yang-dahsyat

https://style.tribunnews.com/amp/2020/10/15/8-waktu-paling-mustajab-untuk-berdoa-bagi-seorang-muslim-hari-jumat-sepertiga-malam-dan-saat-sujud?page=2

https://islamqa.info/id/answers/7886/cara-yang-cocok-untuk-berdoa-di-dalam-shalat

Senin, 08 Maret 2021

VERBAL ABUSE

Dalam kasus-kasus verbal abuse atau kekerasan verbal, kata-kata adalah instrumen untuk melukai dan mengintimidasi. Tidak perlu kekerasan fisik, namun tekanan yang ditimbulkan oleh caci-maki dan luapan kemarahan juga menimbulkan dampak yang sangat menyakitkan. Namun, berbeda dengan kekerasan fisik yang jejaknya terlihat kasat mata dan bisa dimintakan visum ke dokter, kekerasan verbal tidak langsung meninggalkan jejak yang kasat mata. Makanya sulit bagi penerima kekerasan verbal untuk mendapatkan visum sebagai bukti akan hal yang menimpanya. Istilah ‘penerima kekerasan verbal’ bukan ‘korban’ karena tidak semua orang yang menerima perlakuan tersebut lantas rela menjadikan dirinya korban. Sebagian lalu bangkit dan mengupayakan berbagai cara untuk menghentikan dirinya menerima perlakuan tersebut.

Tanda-tanda Dan Gejala Kekerasan Verbal

Dilihat dari perspektif penerima kekerasan verbal, yang disebut tanda-tanda kekerasan verbal adalah apa yang kita amati terhadap si pelaku, termasuk sikap dan perbuatan pelaku yang mempengaruhi emosi dan cara berpikir orang yang menerima perlakuan tersebut. Sementara gejala kekerasan verbal adalah apa yang terjadi pada penerima. Kadang gejala ini hanya penerimanya lah yang merasakan, tanpa terlihat oleh orang lain.

Tanda-tanda Kekerasan Verbal

Selain contoh luapan amarah ekstrim yang tertulis di awal artikel ini, tanda-tanda kekerasan verbal telah terjadi bila:

  • Pelaku mengeluarkan perkataan yang merendahkan penerima atau salah satu identitas si penerima (misalnya agamanya, etnisnya, pekerjaannya dan lain-lain)
  • Pelaku membuat komentar negatif, mengejek atau menghina pemikiran, sikap dan keyakinan penerima
  • Pelaku membahas dengan panjang lebar hal yang tidak disukai penerima hingga akhirnya si penerima menyerah semata agar tidak mendengar komentar sinis dari pelaku.
  • Pelaku mengeluarkan kata-kata yang mengandung ancaman.
  • Pelaku melarang penerima meninggalkan ruangan saat pelaku mengomel atau meluapkan amarahnya
  • Pelaku secara fisik menyudutkan penerima, misalnya membuat penerima terduduk, atau mepet ke dinding, sehingga tidak bisa beranjak saat pelaku mengeluarkan omelan.

Gejala (Seseorang Telah Menerima) Kekerasan Verbal

Banyak orang tidak menyadari dirinya telah menjadi sasaran kekerasan verbal. Sebagian orang bahkan menganggap lumrah bila salah satu pihak mengomeli. Perlu waspada bila Anda:

  • Merasa gugup, cemas atau deg-degan bila pembicaraan mulai mengarah pada topik tertentu yang bisa memicu amarah.
  • Merasa tersinggung bila mulai bicara dengan nada tinggi dan/atau menggunakan kata-kata kasar dan makian.
  • Merasa tidak berdaya dan memilih diam karena menjawab amarah justru akan membuatnya lebih meledak-ledaK.
  • Merasa tidak tahan dan ingin berlari meninggalkan ruangan bila mana  mulai mengeluarkan kata-kata tertentu.
  • Merasa tidak dimengerti atau disalahartikan dalam berkomunikasi dengan pasangan.
  • Mulai meragukan kewarasan atau tingkat intelegensi diri sendiri.

Akibat Kekerasan Verbal

Bila seseorang menerima kekerasan verbal berulang kali dalam jangka waktu yang lama, beragam akibat bisa terjadi. Merasa tertekan (depressed) dan gelisah (anxious) adalah akibat yang paling umum. Selain itu penerima kekerasan verbal bisa:

  • Memiliki rasa percaya diri yang rendah, meragukan dirinya sendiri
  • Merasa ada yang salah dengan dirinya
  • Meragukan kemampuannya berkomunikasi
  • Kerap menyalahkan diri sendiri
  • Kehilangan spontanitas dan antusiasme dalam menjalani hubungan
  • Sulit membuat keputusan
  • Memiliki keyakinan semu, misalnya “Nanti dia akan berubah kok,” atau “Dia akan lebih baik setelah kita punya anak,” atau “Dia akan lebih baik kalau sudah dapat kerjaan tetap,”
Cara keluar dari abusive:
1. Kenali perlakuannya: Abuser emosional bertujuan untuk meruntuhkan harga diri Anda dan memaksa Anda untuk merasa bergantung pada mereka. Tegaskan bahwa Anda terbuka untuk mendengar kekhawatiran tentang tindakan Anda dan bagaimana mereka mempengaruhi dirinya, tapi tidak akan lagi terlibat dalam percakapan yang menyerang siapa Anda sebagai pribadi. 
2. Berdamai dengan diri anda: Anda harus menghilangkan rasa kebencian terhadap diri sendiri. Tidak apa bagi Anda untuk melihat kelemahan Anda, tapi jangan mengkritik diri sendiri atas apa yang membuat diri Anda. Setiap orang memiliki ketidaksempurnaan dan tidak ada yang sempurna. Jangan mencoba untuk menjadi dan tidak memberikan tekanan yang tidak semestinya pada diri sendiri untuk menjadi seseorang yang Anda tidak. Jujur dengan diri Anda sendiri dan rangkul diri Anda. Hal ini perlu untuk dilakukan sebelum Anda mulai untuk mengatasi emosi yang tertekan, seperti perasaan malu, takut, dan marah.
3. Buat rencana keselamatan: Perilaku seseorang yang abusive tidak terduga dan Anda tidak pernah tahu kapan Anda akan harus menjauh dari mereka. Memikirkan rencana keselamatan selama saat-saat damai akan membantu Anda untuk berpikir lebih cepat dan jelas pada saat-saat bahaya. Temukan cara untuk berhubungan kembali dengan orang-orang lain yang mendukung dan mencintai Anda untuk persis siapa Anda. Isolasi adalah teman terbaik pelaku. Ketika Anda terisolasi dari orang lain, Anda kehilangan pegangan hidup yang paling berharga yang dapat Anda miliki — gagasan dan pandangan hidup dari orang lain selain pelaku. Dampak dari perilaku kasar dan kekejamannya akan dapat meningkat oleh hanya mendengar pendapat dari abusive, sehingga baik untuk tetap juga hubungan dengan dunia luar rumah.

4. Cinta menghargai siapa anda, dan tidak menyeret dalam kesengsaraan. Anda berhak memiliki hubungan romantis yang kuat dan penuh kasih sayang.

----Semoga Bermanfaat--- 


Reference:
https://lifetimejourney.me/2017/04/26/jangan-diamkan-verbal-abuse/
https://hellosehat.com/mental/hubungan-harmonis/mengatasi-hubungan-abusive-kdrt/#gref


Minggu, 07 Maret 2021

"DUNIA TEMPAT BERSENDA GURAU, KAMPUNG AKHIRAT LEBIH BAIK BAGI YANG BERTAQWA"

 Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kalam-Nya, Al Qur’an sebagai penyejuk hati. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.


Allah SWT berfirman:

اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya :

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta Keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadid 57: 20)


وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Artinya:

“Kehidupan dunia ini hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya ?”. (QS Al-An’âm 6: 32)


Sedangkan ada Hadits Rasulullah SAW menjelaskan:

Dari Ibnu Abbas, dia berkata Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang”.
(HR Bukhari)

Ibnu Baththaal rahimahullah mengatakan: “Makna hadits ini, bahwa seseorang tidaklah menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan sehat badannya. Barangsiapa dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.

Kebaikan Dunia:

1. Dalam mengarungi kehidupan ini, manusia diperintahkan untuk bekerja keras untuk bekal kehidupan dunia ini, dan apa yang telah diperolehnya diperuntukkan bagi kehidupan akhirat, tanpa melupakan posisinya dunia ini. 

2. Allah SWT menciptakan langit dan bumi tidaklah sia-sia tetapi mempunyai hikmah yang besar yaitu mengajarkan kepada manusia untuk berfikir tentang keesaan Allah yang telah menciptakan dunia.

3. Penjelasan bahwa Allah menciptakan langit dan bumi bukanlah main-main hikmah, tetapi penciptaan yang dibarengi kebenaran, Allah SWT menciptakan dunia ini adalah untuk diambil manfaatnya, manusia maupun makhluk-makhluk lainnya boleh menikmati apa yang ada didunia ini, namun Allah mengingatkan bahwa kesemuannya itu jangan sampai menjadikannya lupa dari mengingat Allah.

4.   Terciptanya dunia ini tentu tidak hanya sekedar diciptakan, tetapi mempunyai hikmah yang dalam dan tujuan yang jelas. Penciptaannya tidak sekedar main-main, akan tetapi berada pada garis yang benar. Sesudah kehidupan ini ada kehidupan lain yang kekal, alam akhirat sebagai tempat balasan kehidupan ini, apakah berbuat baik atau tidak.

5. Kehidupan dunia ini hanya milik Allah SWT bagi umat yang percaya. Ketika kita percaya segala sikap dan tindakan kita sebaiknya mendekat pada Allah dan bukan sebaliknya. Jangan lupa tentang tanggung jawab, hak, dan segala urusan dunia yang semua akan ada hisab dihari akhir. 

6. Renungan untuk kita semua agar jangan terlalu kagum dengan kehidupan dunia. Akhirat telah menunggu di depan. Dunia dengan pasti akan kita tinggalkan. Dunia hanyalah sebagai tempat untuk mengumpulkan bekal, yaitu mengumpulkan berbagai bekal dengan amalan menuju negeri kekal abadi di akhirat kelak. 

Semoga bermanfaat


Reference:

https://www.radarindo.co.id/2020/09/09/dunia-hanyalah-senda-gurau-kampung-akhirat-lebih-baik-bagi-orang-bertaqwa
Sumber https://rumaysho.com/1227-terkagum-pada-dunia.html
http://eprints.walisongo.ac.id/11636/1/4102096_M_Nurul_Umam.pdf




AKM SEBAGAI SUPPORTING PEMBELAJARAN DI KELAS

PPT AKM silahkan download dari link berikut: https://docs.google.com/presentation/d/13r5kEj1kk5g-ljlmLS4blPQ2Tj_-n5na/edit?usp=sharing&o...