Korelasi positif antara komitmen yang benar dan perilaku yang benar dengan kesuksesan dan kebahagiaan seseorang. Inilah sesungguhnya makna dari sabda Nabi dalam hadis shahih (Bukhari Muslim) yang menyatakan bahwa kejujuran atau kebenaran (al-shidq) akan membawa manusia kepada kebajikan, sedang kebajikan akan mengantar dan menuntunnya menuju sorga. Seperti yang tersurat dalam ayat-ayat Allah SWT dan hadist, sebagai berikut:
Pada surat Al-Quran surat: An-Nisa' Ayat 69 disebutkan bahwa "Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya."
Disebutkana pula dalam A-Quran surat: At-Taubah Ayat 119 "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar."
Al Ahzab ayat 35:“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang sidiqin (benar), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”.
Menurut Ibn al-Qayyim al-Jauziah: "Sikap jujur atau disebut juga sikap yang benar (al-shidq), melibatkan tiga aspek dalam diri kita, yaitu perkataan (aqwal), perbuatan (af'al), dan sikap mental (ahwal). Setiap aspek di atas memiliki ukuran dan kriterianya sendiri."
Surat Maryam: 56 "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi." Nabi Idris adalah buyut Nabi Ibrahim atau ayah kakek Nabi Nuh.
Hadist Riwayat At-Tirmidzi: “Tinggalkanlah apa apa yang meragukanmu dengan mengerjakan apa apa yang tidak meragukanmu, sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan sesungguhnya kedustaan akan mengantarkan kepada keraguan atau kebingungan”.
Dalam Kitab Madarij al-Salikin disebuttkan bahwa: "jujur atau benar dalam perkataan berarti adanya persesuaian perkataan dengan hati nurani dan dengan kenyataan atau realita. Jujur dalam bekerja dan berbuat berarti koherensi dan konsistensi antara perbuatan dan perintah Allah swt serta Sunnah Rasul. Adapun jujur dalam sikap mental berarti komitmen dan kesetiaan seorang dalam bekerja dan beribadah kepada Allah swt, selanjutnya kejujuran harus dilihat dari intensitas dan kesungguhan orang yang bersangkutan dalam menjaga dan memelihara ketiga aspek di atas."
Muhasabah:
perkataan Arab as-shidq, tak hanya berarti jujur, tapi juga berarti benar, sungguh-sungguh, konsisten, teguh, dan tepat. Dalam Alquran, selain disebutkan ada perkataan yang benar (lisan al-shidq), juga disebutkan beberapa hal lain yang diberi atribut serupa (al-sidq). Misalnya, jalan keluar dan jalan masuk yang benar (makhraj al-shidg dan madzkhal al-shidq), langkah atau sepak terjang yang benar dan tepat (qadam al-shidq), dan tempat duduk atau kediaman yang benar dan sejati (maq'ad al-shidq). Yang dimaksud jalan keluar dan jalan masuk yang benar adalah komitmen seorang untuk selalu berjuang di jalan Allah, seperti keluarnya (hijrahnya) Nabi Muhammad saw dari Mekah menuju Medinah. Sedang maksud langkah dan sepak terjang yang tepat adalah kerja dan amal saleh. Sementara yang dimaksud dengan tempat duduk atau kediaman yang benar dan sejati adalah sorga.
Macam sifat jujur yang dibedakan berdasarkan penerapan sifat jujur tersebut;
(1) Jujur dalam niatnya atau kehendaknya, artinya seseorang terdorong untuk berbuat sesuatu atau bertindak dengan dorongan dari Allah. (2) Jujur dalam ucapan, yaitu seseorang yang berkata sesuai dengan apa yang dia ketahui atau terima. Ia tidak berkata apapun, kecuali perkataan tersebut merupakan kejujuran. (3) Jujur dalam perbuatan, yaitu seseorang yang beramal dengan sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang ada dalam batinnya. (4) Jujur dalam janji, artinya dia selalu menepati janji yang telah diucapkan kepada manusia. Dia hanya mengucapkan janji yang dia tahu bisa dia tepati. (5) Jujur sesuai kenyataan, yang berarti dia menerapkan kejujuran pada segala hal yang dia alami di dalam hidupnya.
Hikmah Jujur:
1. Hati menjadi tenang. Orang yang selalu jujur akan memiliki hati yang tenang, dia selalu merasa nyaman dengan perbuatan dan kalimat jujur yang dilakukannya. Apapun urusan yang dilakukan dia tetap mendapatkan kedamaian dalam hatinya karena segala sesuatu telah dilakukannya dengan benar dan tidak merugikan orang lain.
2. Setiap orang mempunyai potensi menjadi orang yang menyenangkan dan disukai semua orang jika dalam diri orang tersebut banyak sisi positifnya. Umumnya setiap orang akan merasa bahagia dan senang berada di dekat orang yang jujur, meskipun dia sendiri bukanlah orang yang jujur alias seorang pendusta. Dalam hubungan apapun, kejujuran merupakan awal dari kepercayaan, dan kepercayaan adalah awal dari langgengnya sebuah hubungan, baik itu pasangan suami istri, persahabatan, ataupun rekan bisnis. Orang yang jujur akan disukai orang-orang di sekelilingnya karena tidak berkata dusta dan dapat dipercaya sehingga merasa damai berada di dekatnya.
Referensi:
https://arbaswedan.id/memaknai-nilai-kejujuran-dalam-kehidupan/
https://republika.co.id/berita/pu5xx0458/makna-kejujuran