Pengertian Cemburu
Kata cemburu berasal dari Yunani yaitu zelos yang berarti persaingan dan menunjukkan intensitas perasaan. Cemburu merupakan reaksi terhadap ancaman yang dianggap terjadi dalam suatu hubungan (Pines, 1998).
Salovey (1991) berpendapat cemburu adalah emosi yang dialami ketika seseorang merasa hubungan dengan pasangan terancam dan mengakibatkan hilangnya kepemilikan, biasanya ini akan timbul apabila ada pihak ketiga dalam hubungan tersebut.
Mameros (Duma, 2009) menyatakan cemburu merupakan reaksi yang terjadi pada hubungan romantis yang sedang terancam oleh pihak ketiga, ancaman ini bersifat subyektif dan nyata. Hal ini biasanya diikuti dengan rasa takut kehilangan pasangannya.
Menurut Surbakti (2009), cemburu timbul karena ingin memiliki sendiri pasangannya dan perasaan terancam karena kehadiran orang lain dalam hubungannya. Saat mengalami rasa cemburu biasanya sistem rasionalnya tidak bekerja sebagaimana mestinya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa cemburu adalah perasaan terancam oleh kehadiran pihak ketiga dan takut kehilangan dalam suatu hubungan romantis.
Ciri-Ciri Cemburu
1. Rasa rendah diri,
2. Mentalitas tuan-hamba,
3. Perilaku merusak diri,
4. Kesulitan menerima tanggung jawab,
5. Mementingkan diri sendiri,
6. Menyalahkan orang lain,
7. Takut, rasa sensitif yang berlebihan,
8. Bersikap terlalu curiga,
9. Melampiaskan kemarahan.
Aspek Cemburu
1. Pikiran: perbandingan dengan menyaingi, mengasihani diri sendiri, menyalahkan diri, sikap kepemilikan, khawatir tentang image, pemikiran tentang balas dendam, dan pikiran mengalah.
2. Emosi: sakit, kesedihan, kemarahan, rasa tidak berdaya, iri hati, takut, dan penghinaaan.
3. Perilaku: ingin pingsan (shock), gugup dan gemetar, jantung berdebar kencang, hilang nafsu makan, tangan berkeringat atau gemetar, konstan pertanyaan dan mencari keyakinan, tindakan agresif, bahkan kekerasan.
Tipe Cemburu
1. Normal: memiliki dasar dalam ancaman nyata untuk hubungan seseorang dengan yang lain. Paling "normal" orang mengalami kecemburuan kuat ketika hubungan dinilai terancam.
2. Abnormal: karena kurangnya rasa percaya diri atau rasa rendah diri dan cemburunya cenderung pada kecurigaan serta ancamannya tidak nyata (mungkin khayalan).
3. Depressive: ditandai oleh perasaan tidak mampu dan rendah diri bila dibandingkan dengan mitra yang menghasilkan ketidakmampuan untuk percaya/ kesetiaan-Nya dan membuat pengkhianatan potensial tidak bisa dihindari dengan beberapa saingan.
4. Sensitivitas: ditandai dengan hipersensitivitas terhadap pasangan dan reaktivitas yang berlebihan terhadap rangsangan eksternal dan situasi, sebuah kedekatan umumnya dihindari, meskipun orang yang sangat desiderable, dan non-akrab atau item dianggap berpotensi agresif
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Cemburu
1. Merasa Insecure atau merasa tidak pantas untuk dicintai.
2. Takut ditinggalkan
3. Pengalaman kehilangan dimasa lalu
4. Memiliki gaya keterikatan emosional yang gelisah
5. Harapan hubungan yang tidak realistis
6. Terlalu khawatir dan banyak berpikir
7. Kehadiran pihak ketiga yang tidak jelas identitasnya misalnya media online
8. Sulit menerima perubahan
9. Merasa diabaikan
Muhasabah
Perasaan Cemburu akan muncul dalam diri setiap manusia, baik dalam hubungan rumah tangga, hubungan pertemanan, dan interaksi sosial lainnya. Jadi sebenarnya cemburu itu di perbolehkan dalam islam. Sikap yang wajar dalam masalah cemburu ini akan membawa dampak positif, terpeliharanya harga diri, kehormatan dan tercapainya kehidupan berumah tangga dan interaksi sosial yang bahagia. Dalam menyikapi rasa cemburu, artinya ia menjauh dari berprasangka buruk, tidak mencari-cari satu perkara secara mendetail bila tidak perlu, menghindari sikap tergesa dalam menerima berita yang sengaja disampaikan oleh orang yang mempunyai niat buruk-tanpa menyaringnya, berhati-hati terhadap perkara yang dikhawatirkan membahayakan, dan menjaga diri dari perilaku yang merusak. Jika hal itu dapat dipenuhi, maka itulah keutamaan yang sebenarnya. Sebaliknya, apabila tidak, maka akan membawa kehancuran bagi kehidupan rumah tangga atau interaksi sosial lain.
Bagaimanapun, cemburu yang berlebihan pun termasuk perbuatan tercela. Bagaimana mengukur cemburu yang sewajarnya dan eksesif, dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan dari Jabir bin 'Atik al-Anshari secara marfu' sebagai berikut. "Kecemburuan itu ada yang disukai, dan ada yang dibenci Allah. Di antara sikap membanggakan, ada yang disukai dan ada yang dibenci Allah. Adapun kecemburuan yang disukai Allah ialah cemburu dalam perkara yang mencurigakan, sedangkan cemburu yang dibenci Allah ialah cemburu dalam perkara yang tidak mencurigakan. Sikap membanggakan yang disukai Allah ialah seseorang yang membanggakan dirinya ketika berperang dan bersedekah, sedangkan sikap membanggakan yang dibenci Allah ialah sikap membanggakan dalam kebatilan."
QS: Al-Araf:201: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.”
QS. An-Nisa: 32: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang Allah karuniakan kepada sebagian kamu lebih banyak daripada sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Cemburu yang terpuji diantaranya
1. Cemburu terhadap hal-hal yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Cemburu terhadap kehormatan, orang mukmin harus cemburu terhadap anggota keluarganya jika ada salah satu seorang di antara mereka yang mengotori kemuliaan atau kehormatan diri. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Artinya: “Ada tiga orang yang tidak akan Allah lihat pada hari kiamat: orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang meniru gaya lelaki, dan dayuts.” (HR. Ahmad 6180, Nasai 2562, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
3. Cemburu terhadap waktu, waktu merupakan sesuatu yang paling berharga bagi ahli ibadah. Dia tentu akan cemburu jika kehilangan waktu. Sebab sekali saja kehilangan waktu, dia tidak akan dapat kembali lagi
Cara Mengatasi Cemburu
1. Berdoa, Berdzikir, membaca Al-Quran, shalat dan mempelajari ilmu agama
2. Percaya pada Takdir Allah SWT.
3. Berlindung kepada Allah SWT dari gangguan Setan dan mimpi buruk
4. Berpikir jernih, tidak mengikuti perasaan, dan tidak membiarkan diri dari kegelisahan
5. Bersunguh-sungguh menjaga diri dan menyibukkan diri pada hal yang bermanfaat.
6. Berpikir tentang akibat dan resiko dari berpikir negatif dan tindakan buruk.
Salam Damai dan Bahagia
Referensi
http://eprints.ums.ac.id/12392/5/BAB_II.pdf
http://repository.uinsu.ac.id/3109/1/Skripsi%20Putri%20Arianti%20Arios.pdf
https://republika.co.id/berita/qglo8q458/cemburu-yang-dianjurkan-dan-dilarang-dalam-islamhttps://kalam.sindonews.com/read/95908/72/rasa-cemburu-dalam-pandangan-syariat-1594300061?showpage=all
https://kalam.sindonews.com/read/95908/72/rasa-cemburu-dalam-pandangan-syariat-1594300061?showpage=all
Tidak ada komentar:
Posting Komentar