Batas akhir maaf itu bagaimana?
Riwayat tentang Imam Malik Bin Annas guru dari Imam Syafii Imam besar Madinah Al Munawaroh, pernah suatu ketika Imam Malik dipukul oleh seseorang sampai pingsan, lalu kemudian setelah sadar mengatakan kepada jamaah yang mengunjunginya, jamaah menanyakan, "kenapa kamu sudah memaafkan orang yang memukulmu?'. Beliau menjawab, "Suatu saat ketika aku berjumpa dan menatap Rasulullah dengan rasa bahagia, aku malu ketika ada orang yang masuk neraka karena aku", beliau memaafkan bukan karena ingin masuk surga, tetapi malu ketika diakhirat nanti ada orang masuk neraka karena dirinya.
Oleh sebab itu kenali diri, banyak ujian setiap manusia berupa kesabaran dalam ibadah, zakat infak wakaf sedekah dan kesabaran dalam memberi maaf. Tidak pernah ada kebaikan yang tidak tersakiti ketika dalam menebarkan kebenaran dan kebaikan.
Tidak mudah untuk menguatkan perasaan dan emosi dalam ujian kesabaran, tetapi kokohkan diri seperti batang pohon yang sudah membesar dan meninggi untuk dapat menyangga daun, bunga dan ranting-ranting yang indah dan bermanfaat dalam kehidupan. Pohon tidak kokoh dengan tiba-tiba tetapi melalui proses dari tunas dan bertumbuh perlahan tapi pasti, itu semua perlu pupuk, siraman, dan menyingkirkan serangga yang ingin selalu mengganggunya.
Manusia juga seperti itu bahwa bersabar adalah suatu proses yang panjang, kemudian hanya perlu memahami diri, pupuk dengan baca kitab-kitab teladan para salafus shaleh. Dan, apabila masih ada bekas sakit hapuslah sampai tak berbekas, seperti jejak kaki yang dihempas oleh angin. Kenali diri dengan baik, beramal baik, berniat baik, dan berdoa baik maka Allah SWT akan memberi kebaikan.
Sukses selalu dalam kehidupan dan Allah SWT selalu memberi keberkahan. Amin.💓
Reference: Ustad Abdul Somad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar